Karakteristik Kimia Makanan Tradisional Kecimpring Dengan Fortifikasi Ikan Lele dan Pegagan (Centella asiatica)
Main Article Content
Abstract
Dalam penelitian ini dilakukan karakterisasi kimia terhadap makanan tradisional Kecimpring yang difortifikasi menggunakan ikan lele dan pegagan (Centella asiatica). Kecimpring terfortifikasi yang ditentukan karakteristik kimia adalah kecimpring dengan konsentrasi protein 10% dan pegagan 5% berdasarkan skor uji organoleptik tertinggi dari hasil penelitian sebelumnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan kandungan gizi, serat kasar, dan energi kecimpring yang difortifikasi dengan kecimpring yang tidak difortifikasi dan mengeksplorasi potensi penggunaannya sebagai sumber protein dengan tambahan manfaat kesehatan. Analisis laboratorium dilakukan untuk mengetahui persentase kadar air, abu, protein, lemak, serat kasar, dan energi pada kecimpring yang difortifikasi dan tidak difortifikasi sedangkan analisis kandungan karbohidrat dilakukan menggunakan perhitungan carbohydrate by difference. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fortifikasi kecimpring dengan ikan lele dan pegagan secara nyata meningkatkan kandungan protein kecimpring terfortifikasi dari 1,75% menjadu 5,27% meskipun tidak ada perbedaan signifikan dalam penambahan kadar lemak, karbohidrat, serat kasar, dan kandungan energinya. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan daging ikan lele pada kecimpring dapat digunakan sebagai penambah protein pada makanan tradisional.
Article Details

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors who publish with Jurnal Agroindustri Halal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in Jurnal Agroindustri Halal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in Jurnal Agroindustri Halal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work
References
Almatsier, S. (2001). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama.
Arsyaf, A. N. (2012). Pembuatan Roti Kering (Bagelen) Pegagan (Centella asiatica) Sebagai Pangan Fungsional Untuk Lansia. [Skripsi, Institut Pertanian Bogor]. IPB University Scientific Repository.
Association of Official Analytical Chemist. (2005). Official Methods of Analysis (18 Edn). Association of Official Analytical Chemist Inc. Mayland. USA.
Barokah S, Afrianto, M. E., & Kurniawati, N. (2017). Jurnal Perikanan dan Kelautan, 8(1), 174-178.
Elisanti, A. D. (2017). Pemetaan Status Gizi Balita Indonesia. IJHS, 1(1), 37-42.
Handayasari, F., Kusumaningrum, I., Juanda, D., & Nurrohmah, S. (2023) Sensory Quality and Hedonic Test of Traditional Kecimpring Snack with Catfish (Clarias sp.) and Pegagan (Cantella asiatica) Fortification. Conference Proceeding of Djuanda International Conference 2022. Vol 6. No. 1. ISBN: 978-602-6585-98-1. (2023)
Hermawati, R., & Dewi, H. A. C. (2014). Healty Featnes. Fmedia (Imprint AgroMedia Pustaka).
Musbah, M., Fitriawati, R., & Adel, Y. S. (2018). Emulsi Kaya Omega-3 dan Squalendari Kombinasi Minyak Ikan Sardin dan Cucut. Jurnal pengolahan Pangan. 3(1).
Raden, A. (2011). Efek Ekstrak Pegagan (Centella Asiatica) pada Rattus Norvegicus Wistar yang Dilakukan Ovariektomi Terhadap Proliferasi Epitel pada Dinding Vagina. Jurnal Ilmiah Kedokteran Hewan. 4(1).
Rao, M., Muddanna, R., & Gurumadha, R. (2005). Centella asiatica (Linn) induced behavioural changes during growth spurt period in neonatal rats. Neuroanatomy, 4, 18-23.
Sudarmadji, S. (1997). Prosedur Analisa untuk Bahan Makanan dan Pertanian. Liberty.
Tjahjadi, C. (1989). Pemanfaatan Singkong Sebagai Bahan Makanan. Seminar Nasional Peningkatan Nilai Tambah Singkong. [Tesis, Universitas Padjajaran]. Repository Unpad.
Yuliastri, Venny, Suwandi, R., & Uju, U. (2015). The Organoleptic and Smoked Catfish Histology from Pre-Cooking”. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia. 18(2).
Zheng, C., & Zin, L. (2007). Chemical Components of Centella asiatica and their Bioactivities. Journal of Chinese Integra Ive Medicine, 5(3).