Formulasi Kukis Berbahan Tepung Labu Kuning (Cucurbita moschata Duch) dan Tepung Terigu Dengan Penambahan Pisang Ambon (Musa paradisiaca)

Main Article Content

Marintan Paskalia Manurung
Seveline Seveline
Moh Taufik

Abstract

Cookies is one type of biscuit which is processed from soft dough, has high levels of fat and sugar, relatively crunchy and when broken, the cross section is less dense textured. One alternative ingredient that can be used in making cookies is pumpkin flour. This research aims to formulate cookies made from pumpkin flour and wheat flour with addition of ambon banana. The use of ambon banana in making cookies is to replace eggs for people who have vegetarian lifestyle. The results showed that the yield in making pumpkin flour was 10.59% and pumpkin flour had a moisture content of 5.65%, ash content of 1.42%, protein content of 6.50%, fat content of 0.50%, carbohydrate content of 86.21%. The organoleptic test indicated that F1 cookies (15% pumpkin flour substitution and 20% banana ambon addition) and F2 cookies (15% pumpkin flour substitution and 30% banana ambon addition) have the same level of preference as control cookies.

Article Details

How to Cite
Manurung, M. P., Seveline, S., & Taufik, M. (2021). Formulasi Kukis Berbahan Tepung Labu Kuning (Cucurbita moschata Duch) dan Tepung Terigu Dengan Penambahan Pisang Ambon (Musa paradisiaca). JURNAL AGROINDUSTRI HALAL, 7(2), 156–164. Retrieved from https://ojs.unida.ac.id/Agrohalal/article/view/4425
Section
Articles

References

Anggraeni R. 2019. Karakterisasi sifat kimia dan organoleptik cookies substitusi tepung pisang nangka mentah (Musa sp. L). AGRIKAN Jurnal Agribisnis Perikanan. 12(2): 248-257.

Anova IT, Hermianti W, Silfia. 2014. Substitusi tepung terigu dengan tepung kentang (solanum sp) pada pembuatan cookies kentang. Jurnal Litbang Industri. 4(2): 123-131.

AOAC. 2012. Official Method of Analysis of AOAC International (19th ed.). Maryland: AOAC International Press

Astawan M, Wresdiyati T, Widowati S, Saputra I. 2013. Aplikasi tepung bekatul fungsional pada pembuatan cookies dan donat yang bernilai indeks glikemik rendah. Jurnal Pangan. 22(4):85-39.

Chang CI, Hsu CM, Li TS, Huang S, Lin CC, Yen CH, Chou CH, Cheng HL. 2014. Constituents of the stem of Cucurbita moschata exhibit antidiabetic activities through multiple mechanisms. Journal of Functional Foods. 6(10): 260-273.

Dewatisari WF, Rumiyanti L, Rakhmawati I. 2017. Rendemen dan skrining fitokimia pada ekstrak daun Sanseviera sp. Jurnal Penelitian Pertanian Terapan. 17(3):197-202.

Fellows PJ. 2000. Food Processing Technology: Principle and Practice (2nd ed.). CRC Press, England

Fokou E, Achu M, Tchouanguep FM. 2004. Preliminary nutritional evaluation of five species of egusi seeds in Cameroon. Afr. J. Food Agric. Nur. Develop. 4(1):1-11.

Gumolung D. 2019. Analisis proksimat tepung daging buah labu kuning (Cucurbita moschata). Fullerene Journ. Of Chem. 4(1): 8-11.

Hardjanti S. 2008. Potensi daun katuk sebagai sumber zat pewarna alami dan stabilitasnya selama pengeringan bubuk dengan maltodekstrin. Jurnal Penelitian Saintek. 13(1):1-18.

Hendrasty HK. 2003. Tepung Labu Kuning Pembuatan dan Pemanfaatannya. Kanisius, Yogyakarta

If'all, Mappiratu M, Kadir S. 2018. Pemanfaatan pangan lokal untuk produksi tortilla fungsional berbasis labu kuning. Jurnal Pengolahan Pangan. 3(2):50-59.

Lestari PA, Yusasrini NLA, Wiadnyani AAIS. 2019. Pengaruh perbandingan terigu dan tepung kacang tunggak terhadap karakteristik crackers. Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan. 8(4): 457-464.

Loelianda P, Nafi A, Windrati WS. 2017. Subtitusi tepung labu kuning (Cucurbita moschata Durch) dan koro pedang (Canavalia ensiformis L.) terhadap Terigu pada Pembuatan Cake. Jurnal Agroteknologi. 11(1): 45–54.

Patel S. 2013. Pumpkin (Cucurbita sp.) seeds as nutraceutic: a review on status quo and scopes. Mediterranean Journal of Nutrition and Metabolism. 6:183-189

Safriani N, Husna NE, Rizkya R. 2015. Pemanfaatan pasta labu kuning (Cucurbita moschata) pada pembuatan mie kering. Jurnal Agroindustri. 5(2): 85–94.

Seveline, Diana N, Taufik M. 2019. Formulasi cookies dengan fortifikasi tepung tempe dengan penambahan rosela (Hibiscus sabdariffa L.). Jurnal Bioindustri. 1(2): 245-260.

Seveline, Divia IP, Taufik M. 2021. Pengaruh substitusi tepung sorgum fermentasi terhadap karakteristik fisik, kimia dan organoleptik kukis. Agrointek. 15(1): 115-125.

Singh J, Singh N, Sharma TR, Saxena SK. 2003. Physicochemical, rheological and cookie making properties of corn and potato flours. Food Chemistry. 83(3):387–393.

SNI (Standar Nasional Indonesia). 1992. 01-2973-1992 Syarat Mutu Biskuit. Badan Standarisasi Nasional, Jakarta

SNI (Standar Nasional Indonesia). 2006. 01-2354.4-2006 tentang Cara uji kimia-Bagian 4: Penentuan kadar protein dengan metode total nitrogen pada produk perikanan. Badan Standarisasi Nasional, Jakarta

SNI (Standar Nasional Indonesia). 2006. 2346:2006 tentang Petunjuk Pengujian Organoleptik dan atau Sensori. Badan Standarisasi Nasional, Jakarta

Sofiah BD & Achyar TS. 2008. Penilaian Indera. Universitas Padjadjaran, Bandung

Sri Y. 2008. Analisa radikal bebas pada minyak goreng pedagang gorengan kaki lima. Jurnal Valensi. 1 (2): 82-86.

Sukandar D, Muawanah A, Amelia ER dan Basalamah W. 2014. Karakteristik cookies berbahan dasar tepung sukun (Artocarpus communis) bagi anak penderita autis. Valensi. 4(1):13-19.

Taufik M, Seveline, Susnita S, Aida DQ. 2019. Formulasi cookies berbahan tepung terigu dan tepung tempe dengan penambahan tepung pegagan. Jurnal Agroindustri Halal. 5(1):9-16.

Velenzuela NJ, Morales JJZ, Infanze JAG. 2011. Chemical and physicochemical characterization of winter squash (Cucurbita moshata D.). Notulae Botanicae Horti Agrobotanici. 39 (1):34-40.

Wulandari E. 2017. Sosialisasi cookies sorgum sebagai cemilan sehat di desa sayang jatinangor Kabupaten Sumedang. Dharmakarya: Jurnal Aplikasi Ipteks untuk Masyarakat. 6(3): 185-188.

Yekti GIA & Suryaningsih Y. 2017. Pelatihan pembuatan cookies dari ampas tahu bagi masyarakat kelurahan ardirejo sebagai upaya pemanfaatan limbah padat pembuatan tahu. Jurnal Paradharma. 1(1):28-34.