PERBEDAAN WAKTU PENYUNTIKAN HORMON FSH TERHADAP RESPON SUPEROVULASI SAPI ANGUS
Main Article Content
Abstract
Upaya peningkatan populasi sapi dapat dilakukan dengan menerapkan bioteknologi transfer embrio. Superovulasi merupakan kunci keberhasilan transfer embrio. Penelitian ini bertujuan untuk menguji perbedaan waktu penyuntikan hormon FSH terhadap respon superovulasi sapi angus. Penelitian ini menggunakan sapi donor angus sebanyak 12 ekor sapi yang telah di palpasi rektal untuk mengetahui kondisi ovarium kemudian disinkronisasi dengan preparat progesteron. Rancanngan penelitian yang digunakan yaitu RAL, dengan 3 perlakuan yaitu penyuntikan FSH secara intramuscular pada P1: hari ke-7, P2: hari ke-8, P3: hari ke-9. Penyuntikan FSH dilakukan dengan dosis menurun pada pagi dan sore hari masing-masing 4ml, 3ml, 2ml, 1ml. Hari ke-3 setelah penyuntikan FSH, pagi hari disuntik dengan PGF2α dan sore harinya dilakukan pencabutan preparat progesteron. Dua hari kemudian dilakukan IB dan tujuh hari setelah IB dilakukan koleksi embrio. Data hasil penelitian dianalisis dengan analisis ragam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan waktu penyuntikan hormon FSH tidak memberikan pengaruh yang nyata (P>0,05), namun secara parameter penyuntikan hormon FSH pada hari ke-9 cenderung memberikan hasil respon superovulasi yang lebih baik terhadap jumlah CL, jumlah embrio, dan proporsi embrio layak transfer.
Downloads
Article Details
Proposed Policy for Journals That Offer Delayed Open Access
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication, with the work [SPECIFY PERIOD OF TIME] after publication simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).
References
Grimes JF. 2008. Utilization of embryo transfer in beef cattle. http://ohioline.osu.edu/anr-fact/pdf/ANR_17_08.pdf. [06 Januari 2016].
Hafez ESE. 2008. Preservation And Cryopeservation of Gametes And Embryos in Reproduction in Farm Animal 7th Ed by E.S.E. Hafez and B. Hafez. Lippincott Williams & Wilkins, Philadelphia.
Lucy WC, Savio JD, Badinga L, DelaSota RL, Thatcher WW. 1992. Factor that affect ovarian follicular dynamics in cattle. J. Anim. Sci. 70: 3615-3626.
Maidaswar. 2007. Efisiensi superovulasi pada sapi melalui sinkronisasi gelombang folikel dan ovulasi. [Disertasi] Institut Pertanian Bogor. Bogor
Malson M. 2014. Embryo Transfer Basic Learn the details of an embryo transfer program, from prepping the donor to freezing embryos. Angus Journal. Colorado State Universty. Amerika Serikat. (01): 124 – 125.
Mapletoft RJ. 2006. Bovine Embryo Transfer. IVIS Reviews in Veterinary Medicine, I.V.I.S. Western College of Veterinary Medicine, University of Saskatchewan, Canada.
Marsan A. 2012. Kualitas Embrio Hasil Superovulasi pada Bangsa Sapi yang Berbeda. [Skripsi]. Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Muawanah. 2000. Superovulasi pada sapi perah fries holland (FH) dengan pemberian dosis FSH yang berbeda. [Skripsi]. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Prasetyo D. 2012. Tingkat Superovulasi pada Beberapa Bangsa Sapi dengan Sumber Follicle Stimulating Hormone (FSH) yang Berbeda. [Skripsi]. Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Pertanian, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Puspita ISA. 2014. Evaluasi Kualitas Embrio Hasil Produksi Embrio In Vivo Pada Sapi Dengan Bangsa Dan Umur Yang Berbeda. [Skripsi]. Fakultas Kedokteran Hewan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Riandi A. 2001. Kajian efektivitas dosis hormon Follicle Stimulating Hormone (FSH) dalam metode superovulasi pada ternak sapi. [Skripsi]. Fakultas Kedokteran Hewan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Robertson I, Nelson RE. 2010. Certification and identification of embryos. Chapther 9. in: Manual of International Embryo Transfer Society. 4th Ed. California, USA.
Saimina NT. 2015. Pengaruh Umur Pada Superovulasi Sapi Donor Terhadap Jumlah Corpus Luteum, Produksi Total Embrio Dan Jumlah Embrio Layak Transfer. [Skripsi]. Program Studi Peternakan. Fakultas Peternakan. Universitas Jendral Soedirman. Purwokerto.
Saito S. 1997. Manual on Embryo Transfer of Cattle. National Livestock Embryo Centre (NLEC) Cipelang and Japan International Cooperation Agency (JICA).
Sastrawiludin C. 2015. Perbedaan Waktu Penyuntikan Folicle Stimulating Hormone Terhadap Respon Superovulasi Sapi Donor Simental. [Skripsi]. Fakultas Pertanian Universitas Djuanda Bogor.
Situmorang P, Sianturi R, Kusumaningrum DA, Triwulaningsih E. 2010. Pengaruh konsentrasi Follicle Stimulating Hormone (FSH) terhadap tingkat ovulasi dan kelahiran kembar. JITV. 15(4): 278-285.
Steel RGD, James HT. 1993. Prinsip dan Prosedur Statistika. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Toelihere MR. 1985. Ilmu Kebidanan pada Ternak Sapi dan Kerbau. Penerbit Angkasa. Bandung.