PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN EKSTRAK KUNYIT (Curcuma domestica) DALAM AIR MINUM TERHADAP PRODUKSI TELUR BURUNG PUYUH (Coturnix coturnix japonica)

Main Article Content

muhammad luthfi
Hanafi Nur
Anggraeni anggraeni

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh produksi telur burung puyuh yang diberi larutan ekstrak kunyit. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 17 mei 2015 sampai dengan 13 juni 2015. Penelitian ini dilaksanakan di kandang ternak unggas jurusan peternakan, Universitas Djuanda Bogor. Penelitian ini menggunakan burung puyuh petelur sebanyak 80 ekor. Rancangan yang digunakkan adalah rancangan acak kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan dan 4 kelompok, dimana perlakuan R0 tanpa penambahan larutan ekstrak kunyit (kontrol), R1 penambahan 1 ml ekstrak kunyit dalam 500 ml air minum, R2 penambahan 2 ml ekstrak kunyit dalam 500 ml air minum, R3 penambahan 3 ml ekstrak kunyit dalam 500 ml air minum dan R4 penambahan 4 ml ekstrak kunyit dalam 500 ml air minum. Peubah yang diamati adalah konsumsi pakan, konsumsi air minum, produksi telur, konversi pakan dan bobot telur. Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka pemberian kunyit dengan taraf 4 ml dalam air minum dapat berpengaruh nyata P(<0,05) terhadap peningkatan konsumsi pakan dan tidak berpengaruh nyata P(>0,05) terhadap peningkatan konsumsi air, produksi telur, bobot telur dan dapat menekan angka konversi pakan pada burung puyuh. Pemberian larutan ekstrak kunyit 4 ml dalam air minum 500 ml terhadap burung puyuh (Cortunix cortunix japonica) dapat meningkatkan konsumsi pakan. Tetapi tidak berpengaruh terhadap konsumsi air minum, produksi telur, bobot telur dan konversi pakan.

Downloads

Download data is not yet available.

Article Details

How to Cite
luthfi, muhammad, Nur, H., & anggraeni, A. (2017). PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN EKSTRAK KUNYIT (Curcuma domestica) DALAM AIR MINUM TERHADAP PRODUKSI TELUR BURUNG PUYUH (Coturnix coturnix japonica). Jurnal Peternakan Nusantara, 1(2), 81–88. https://doi.org/10.30997/jpnu.v1i2.230
Section
Articles

References

Anggorodi. 1995. Ilmu Makanan Ternak Unggas. Universitas Indonesia Press. Jakarta.
Amrulloh IK. 2003. Seri Beternak Mandiri: Nutrisi Ayam Broiler. Lembaga Satu Gunung Budi, Bogor.
Balittro 2008. Budidaya Tanaman Kunyit.http://www.balittro.go.id/incles/kunyit. pdf [28 Desember 2012].
Bintang IAK dan Nataamijaya AG. 2005. Pengaruh penambahan tepung kunyit (Curcuma Domestica val) dalam ransum broiler. Balitnak. Litbang.
Ensminger MA. 1992. Poultry Science (Animal Agiculture Series). 3rd Edition. Interstate Publishers, Inc. Danville, Illinois.
Garret RL, McFarland LZ, Franti CE . 1972. Selected Characteristic of Eggs Produced by Japanese Quail (Coturnix coturnix Japonica). Poultry Science 51:1370-1376.
Helinna, Mulyantono. 2002. Bisnis burung puyuh juga bertumpu pada DKI. Poultry Indonesia. Edisi Juli, Jakarta.
Indah ESP. 1989. Studi Pengaruh Imbangan Protein Energi dan Waktu Deposit Telur Terhadap Karakteristik Telur Puyuh.[Skripsi]. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Indartono A, Isman, Waryanto. 2002. Burung puyuh menggeliat, breeding belum siap. Poultry Indonesia. Edisi Juli, Jakarta.
Kusumaningrum W. 2008. Efektifitas Kunyit, Bawang Putih, dan Zink dalam Pakan Terhadap Aktivitas dan Kapasitas Fagositosis Sel Polimorfonuklear. Ayam Broiler [Skripsi]. Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor.
Listiyowati E, Roospitasari K. 2004. Puyuh Tatalaksana Budi Daya Secara Komersial. Penebar Swadaya. Jakarta.
Melina. 1992. Respon puyuh Jepang terhadap pemberian ransum-ransum bernisbah energi-asam amino (lisin, metionon dan triptopan) tetap. [Skripsi]. Fakultas Peternakan. Institute Pertanian Bogor. Bogor.
Mohmond TH, Colman TH. 1967. Comparation of The Proportion of Component Parts of Bob White and Coturnix Eggs. Poult Science 46:1168-1171.
Mufti, M. 1997. Dampak fotoregulasi dan tingkat protein ransum selama periode pertumbuhan terhadap kinerja burung puyuh penelur. [Tesis]. Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor.
North MO, Bell DD. 1990. Commercial Chicken Production Manual. 4th Ed. Van Nostrand Reinhold. New York.
North MO, Bell DD. 1992. Commercial Chicken Production Manual. 4th Edition. An AVI Book Published by Van Nostrand Reinhold, New York.
Pangestuti, 2009. Analisis Kelayakan Usaha Peternakan Puyuh Pada Peternakan Puyuh Bintang Tiga Desa Situ Ilir, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor. [Skripsi]. Departemen Agribisnis akultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Progressio W. 2003. Burung puyuh. http://warintek.progressio.or.id- by rans. [21 November 2003].
Rahardjo M, Rostiana O. 2005. Budidaya Tanaman Kunyit. Balai PenelitianTanaman Obat dan Aromatika. Sirkuler No. 11, 2005.http://www.balittro.go.id/includes/Kunyit.pdf. [21 Februari 2012].
Rahayu I, Budiman C. 2008. Pemanfaatan Tanaman Tradisional Sebagai Feed Additive Dalam Upaya Menciptakan Budidaya Ayam Lokal Ramah Lingkungan. Lokakarya Nasional Inovasi Teknologi Pengembangan Ayam Lokal. Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Ternak, Fapet-IPB. http ://peternakan.litbang.deptan.go.id/publikasi/ lokakarya/lkayam-lkl05-16.pdf. [23 Februari 2012].
Rasyaf M. 1991. Pengelolaan Produksi Telur. Penerbit Kanisius, Yogyakarta
Riyadi, Slamet, 2009. Kunyit dan Jahe Baik untuk Ayam Broiler. http//slamet- riyadi03.blogspot.com/2009/ 04/kunyit-dan-jah-baik- untuk-broiler.html.
Rohayati. 1989. Pengaruh Tingkat Protein dan Energi Metabolis Ransum Terhadap Produksi Telur Puyuh Umur 16 Minggu sampai Umur 24 Minggu. [Skripsi]. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Romanoff AL, Romanoff AJ. 1963. The Avian Egg. John Wiley and Son. Inc, New York.
Saerang LP, Josephine, Tri Yuwanta, Nasroedin. 1998. Pengaruh minyak nabati dan lemak hewani dalam ransum puyuh petelur terhadap performan, daya tetas, kadar kolesterol telur dan plasma darah. Buletin Peternakan 22(2):96-101.
Sinurat A, Purwadaria T, Bintang IAK, Ketaren PP, Bernawie N, Raharjo M, Rizal M. 2009. Pemanfaatan Kunyit dan Tembulawak Sebagain Imbuhan Pakan Untuk Ayam Broiler. JITV 14 (2) : 90-96
Sritharet, N. 2002. Effects of heat stress on histological features in pituicytes and hepatocytes, and enzyme activities of liver and blood plasma in Japanese quail (Coturnix japonica). Journal of Poultry Science. 39 (2): 167-178.
Sudrajat D, Kardaya D, Dihansih E, Puteri SFS. 2014. Performa produksi telur burung puyuh yang diberi ransum mengandung kromium organik. JITV 19(4): 257-262
Sumbawati. 1992. Penggunaan beberapa tingkat zeolit dengan tingkat protein dalam ransum burung puyuh terhadap produksi telur, indeks putih telur dan indeks kuning telur. [Skripsi]. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Stadelman WJ, Cotterill OJ. 1977. Egg Science and Technology. 2nd Ed. The Avian Publishing Company, Inc. Westport, Connecticut.
Tillman AD, Hartadi H, Reksohadiprodjo S, Prawirokusumo S, Lebdosoekojo S, 1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University Press.Yogyakarta.
Tiwari KS, Panda B. 1978. Production and Quality Characteristic of Quail Eggs. Indian Journal of Poultry Science 113(1):27-32.
Vilchez C, Touchburn SP, Chavez ER, Laque PC. 1997. Reaserch Note : Egg Shell Quality of Japanese Quail Feed Different Fatty Acids. Poultry Science 71:1568-1571.
Wilson WO, Abbot UK, Abplanalp H. 1961. Evaluation of Coturnix (Coturnix coturnix japonica) as pilot animal poultry. Poultry Science. 40: 651-657.

Most read articles by the same author(s)

<< < 1 2 3 > >>