RESPONS ESTRUS SAPI RESIPIEN FH YANG DISINKRONISASI DENGAN HORMONE GnRH, ESROGEN, PROGESTERON DAN PROSTAGLANDIN
DOI:
https://doi.org/10.30997/jp.v8i1.634Keywords:
estrus response, Estrogen and Progesterone, FH cows, GnRh hormone, Prostaglandin.Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas penyuntikan kombinasi hormone GnRH, estrogen, progesteron dan prostaglandin terhadap respon estrus, onset estrus dan durasi estrus sapi FH resipien. Penelitian ini menggunakan 15 ekor sapi FH resipien tidak bunting, yang akan mendapat perlakuan. Perlakuan dalam penelitian ini adalah: P1 = Penyuntikan hormon prostaglandin (Capriglandin) 137,5 mg/ 5 ml pada hari ke-0 dan hari ke 11 dengan dosis yang sama, P2 = Penyuntikan hormon GnRH (Fertagyl) 100 µg/ 2 ml pada hari ke-4 dan penyuntikan hormon protaglandin (Prostavet) 2 ml pada hari ke-11, dan P3 = Penyuntikan hormon progesterone (Potahormon) 250 g/ 40 ml dan estrogen (Ovalumon) 40,000 IU/ 2 ml pada hari ke-5 dan penyuntikan hormon prostaglandin (Capriglandin) 137,5 mg/ 5 ml pada hari ke-11. Data dianalisis menggunakan Chi-Square untuk semua paramers. Hasil penelitian menunjukkan bahwa respon estrus sapi yang diberi perlakuan menunjukkan gejala estrus (100%), onset estrus pada hari ketiga (72 jam setelah disinkronisasi) dan lama estrus selama 3 hari (72 jam). Semua perlakuan merupakan cara yang efektif untuk sinkronisasi estrus. Kesimpulan penelitian adalah sinkronisasi estrus resipient sapi FH dengan menggunakan hormone GnRH, estrogen, progesteron dan prostaglandin memberikan hasil sama baiknya pada semua parameter. Disarankan untuk aplikasi dilapangan menggunakan hormon progesteron (Potahormon) 250 g/ 40 ml pada hari ke-0, hormon estrogen (Ovalumon) 40,000 IU/ 2 ml hari ke-5 dan injeksi hormon prostaglandine (Capriglandin) 137,5 mg/ 5 ml pada kari ke-11.
KATA KUNCI: respon estrus, sapi FH, GnRh, Estrogen dan rogesteron, Prostaglandin
ESTRUS RESPONSE OF FH COWS RECIPIENT AFTER SYNCHRONIZED WITH GNRH HORMONE, ESROGEN, PROGESTERON DAN PROSTAGLANDIN
ABSTRACT
This study was aimed to test the effectiveness injection of several combination hormone of GnRh, estrogen, progesterone and prostaglandin e to the response of estrus, onset estrus and duration of estrus Friesian Holstein dairy cows recipient. This study was used fifteen dairy cows recipient not pregnant, which were divided into three treatment method of synchronization of estrus. The three treatments were P1: injection 137,5/5 ml prostaglandin hormone (Capriglandin) on day-0 and repeat on day-11, P2: injection GnRh (Fertagyl) 100 µg/ 2 ml on day-4 and injection prostaglandin hormone (Prostavet) 2 ml on day-11, and P3: injection progesterone hormone (Potahormon) 250 g/ 40 ml and estrogen hormone (Ovalumon) 40,000 IU/ 2 ml on day-5 and injection prostaglandin hormone (Capriglandin) 137,5 mg/ 5 ml on day-11. Data was analyzed by Chi-Square Analysis for all of the parameters, IE: estrus response, onset estrus and duration of estrus, The results showed that presentage of response estrus FH cows recipient after injection of a hormone estrus combination overall reaches 100%, onset estrus 72 hours (60%) and duration of estrus 72 hours. The treatments were effective way for synchronization of estrus FH cows recipient. It was concluded that synchronization of estrus FH cows recipient using GnRH hormone, estrogen, progesterone and prostaglandin as good in all of the parameters. Recommendation for synchronization of estrus using injection progesterone hormone (Potahormon) 250 g/ 40 ml and estrogen hormone (Ovalumon) 40,000 IU/ 2 ml on day-5 and injection prostaglandin hormone (Capriglandin) 137,5 mg/ 5 ml on day-11.
References
Cerri RLA, Santos JEP, Juchem SO, Galvao KN dan Chebel RC. 2004. Timed artificial insemination with estradiol cypionate or insemination at estrus in high-producing dairy cows. J.Dairy Sci. 87: 3704-3715.
Chenault JR, Kratser DD, Rzepkowski RA dan Goodwin MC. 1990. LH and FSH response of Holstein Heifer to Fertirelin Acetate, Gonadrelin and Buserin. Theriogenology 53:1407–1414.
Colazo MG dan Martínez MF. 2005. Effect of estradiol valerate on ovarian follicle dynamics and superovulatory response in progestin-treated cattle. Theriogenology; 63:1454-1468.
Efendi M, Siregar Tn, Hamdan, Dasrul, Thasmi Cn, Razali, Sayuti A dan Panjaitan B. 2015. Angka Kebuntingan Sapi Lokal Setelah Diinduksi Dengan Protokol Ovsynch. Jurnal Medika Veteriner. Vol. 9 (2): 159 -162.
Elsden RP dan Seidel GE JR. 1992. Embryo transfer procedure for cattle.In Animal Reproduction Laboratory.Colorado State University. Fort Collins, Colorado.
Frandson RD. 1996. Anatomi dan Fisiologi Ternak, Edisi ke-7, diterjemahkan oleh Srigandono B dan Praseno K, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Goff AK. 2004. Steroid Hormon Modulation of Prostaglandin Secretionin the Ruminant Endometrium During the Estrous Cycle. J. Of Biology Reproduction 71: 11-16.
Hafez B. 2000. Reproduction In Farm Animal. 7thedition . Lea Febiger. Philadelphia.
Handayani UF, Hartono M, dan Siswanto. 2015. Respon Kecepatan Timbulnya estrus dan Lama Estrus pada Berbagai Paritas Sapi Bali setelah Dua Kali8 Pemberian Prostaglandin F2α (PGF2 α). Jurnal
Hartantyo S. 1995. Calculation of percent progesterone in skim milk fraction when centrifugation temperature and butter fat of whole milk are known. Bull. FKH-UGM.Vol.XIVNo. 2:1-6.
Ismail M. 2009. Onset dan Intensitas estrus Kambing pada umur yang berbeda. J. Agroland. 16 (2): 180 – 186.
Jillella D. 1992. Embryo Transfer Technology and Its Aplication in Developing Countries. A Monograph Development for National Seminar to be conducted in India, Indonesia, Malaysia, Philippines, Srilangka and Thailand. Oktober 1992.
King KG, Seidel Jr GE dan Elsden RP. 1995. Bovine embryo transfer pregnancies: abortion rates and caracteristics of calves. J. Anim. Sci. 61:747-757.
Larson JE, Lamb GC, Stevenso JS, Johnson SK, Geary TW, Kesler DJ, Dejarnette JM, Schrick FN, DiCoztanzo A dan Arseneau JD. 2006. Synchronization of Estrus in Sucled Beef Cows for Detected Estrous and Artificial Insemination Using Gonadotroping-Releasing Hormone, Prostaglandin F2α, and Progesteron. J. Anim. Sci. 71:61.
Malik A, Wahid H, Rosnina Y, Bukar M, Kasim A dan Sabri M. 2011. Effect of resynchronization with progesterone and prostaglandin F2 alpha on estrus response and pregnancy rate in beef catlle. J. Anim. Vet. Adv. 10: 2474 – 2478.
Marawali A. 2001. Dasar-Dasar Ilmu Reproduksi Ternak. Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Pendidikan Tinggi Badan Kerja Sama Perguruan Tinggi Negeri Indonesia Timur. Jakarta.
Mcdougall dan Willamson NB. 1995. Follicle pattern during extended periods of post partum ovulation in pasture-fed dairy cows. Research Veterinary Science 58: 212.
Moreira dan Thatcher WW. 2000. Effect of Day of the estrous Cycle at the Inisiation of a Timed Artificial Insemination Protocol on Reproductive Responses in Dairy Heifers. J. Anim. Sci. 78:1568-157.
Pohan A dan Talib C. 2010. Apliikasi Hormon Progesteron dan estrogen pada Betina Induk Sapi bali An-estrus Post-partum yang Digembalakan di Timor Barat, Nusa Tenggara Timur. Pross. Semi8nar Nasional Teknoologi Peternakah dan Veteriner. 19 – 24.
Putro PP. 2008. Dampak Crossbreeding terhadap Reproduksi Induk Turunannya: Hasil Studi Klinis. Lokakarya Lustrum VIII Fak. Peternakan UGM, 8 Agustus 2009.
Putro PP dan Kusumawati A. 2014. Dinamika Folikel Ovulasi Setelah Sinkronisasi Estrus dengan Prostaglandin F2aα pada Sapi Perah. Jurnal Sain Veteriner 32 (1): 22 – 31.
Ramli M, Siregar TN, Thasmi CN, Dasrul, Wahyuni S dan Sayuti A. 2016. Hubungan Antara Intensitas Estrus dengan Konsentrasi Estradiol pada Sapi Aceh Saat Inseminasi. Jurnal Medika Veterinaria, Vol. 10 (1): 27 – 30.
Schmitt EJP, Drost M, Diaz T, Roomes C dan Tacher WW. 1996. Effect of a gonadotropin-releasing hormone agonist on follicle recruitment and pregnancy rate in cattle. J. Anim Sci. 74:154-161.
Siregar TN, Hamdan H, Riady G, Panjaitan B, Aliza D, Pratiwi EF, Darianto T dan Husnurrizal. 2014. Efficacy of two estrus synchronization methods in Indonesian Aceh CatlleInter. J. Vet. Sci. 4(2): 87 – 91.
Solihati N. 2005. Pengaruh Metode Pemberian PGF2α Dalam Sinkronisasi Estrus Terhadap angka Kebuntingan Sapi Perah Anestrus. Fakultas Peternakan. Universitas Padjajaran.
Stevenson JS dan Phatak AP. 2010. Rates of luteolysis and pregnancy in dairy cowsafter treatment with cloprostenol or dinoprost.Theriogenology 73:1127-1138.
Tenhagen BA. 2005. Factors influencing conception rate after synchronization of ovulation and timed artificial insemination–A review. Dtsch. Tieraerztl. Wochenschr. 112:136–141.
Wodzicka TM, Sutama IK, Putu IG dan Chaniago TD. 1991. Reproduksi Tingkah Laku dan Produksi Ternak Indonesia. Penerbit Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
-
Pengguna diperbolehkan untuk membaca, mengunduh, menyalin, mendistribusikan, mencetak, mencari, atau menautkan ke artikel teks lengkap dalam jurnal ini tanpa meminta izin terlebih dahulu dari penerbit atau penulis.
Jurnal ini dilisensikan di bawah Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License, yang mengizinkan untuk membagikan, menyalin, dan mendistribusikan ulang materi dalam media atau format apa pun selama Anda memberikan kredit yang sesuai kepada penulis asli dan sumbernya, berikan tautan ke lisensi Creative Commons. Jika Anda me-remix, mengubah, atau membangun materi, Anda harus mendistribusikan kontribusi Anda di bawah lisensi yang sama seperti aslinya. Pemberi lisensi tidak dapat mencabut kebebasan ini selama Anda mengikuti persyaratan lisensi. Untuk melihat salinan lisensi ini, kunjungi tautan permanen ini.
Penulis yang menerbitkan jurnal ini menyetujui persyaratan berikut:
1. Penulis mempertahankan hak cipta dan memberikan jurnal hak publikasi pertama dengan karya yang dilisensikan secara bersamaan di bawah Lisensi Internasional Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 yang memungkinkan orang lain untuk berbagi karya dengan pengakuan kepenulisan karya dan publikasi awal di jurnal ini.
2. Penulis dapat membuat pengaturan kontrak tambahan yang terpisah untuk distribusi non-eksklusif dari versi jurnal yang diterbitkan dari karya tersebut (misalnya, mempostingnya ke repositori institusional atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan awal publikasi di jurnal ini.
3. Penulis diizinkan dan didorong untuk memposting karya mereka secara online (misalnya, di repositori institusional atau di situs web mereka) sebelum dan selama proses pengiriman, karena dapat menghasilkan pertukaran yang produktif, serta kutipan lebih awal dan lebih besar dari karya yang diterbitkan ( Lihat Pengaruh Akses Terbuka).Anda bebas untuk:
Bagikan — menyalin dan mendistribusikan ulang materi dalam media atau format apa pun.
Beradaptasi — me-remix, mengubah, dan membangun materi untuk tujuan apa pun, bahkan secara komersial.Pemberi lisensi tidak dapat mencabut kebebasan ini selama Anda mengikuti persyaratan lisensi.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.