PENGGUNAAN PREPARAT PROGESTERON DAN HORMON GnRH DALAM PENENTUAN ESTRUS PADA PROGRAM SUPEROVULASI SAPI LIMOSIN
DOI:
https://doi.org/10.30997/jp.v8i1.631Keywords:
cattle limousine, embryo transfer feasible, preparation of progesterone, the hormone gnrh, the response superovulation.Abstract
Program superovulasi dapat dilakukan dengan Perlakuan hormonal, hormon yang sering digunakan antara lain: Preparat Progesteron dan hormon GnRH sebagai penentu estrus dalam program superovulasi. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh implan preparat progesteron dan penggunaan hormon GnRH terhadap respon superovulasi. Penelitian ini menggunakan 10 ekor sapi Limosin yang memiliki umur 3 – 7 tahun, genetik unggul, siklus estrus normal, fertilitas tinggi, dan bebas dari penyakit reproduksi menular. Semua sapi telah dilakukan seleksi dengan cara palpasi rektal untuk menentukan status ovarium dan disinkronisasi dengan preparat progesteron dan hormon GnRH. Sapi donor dibagi dalam dua perlakuan, P1: menggunakan hormon GnRH dan P2: menggunakan preparat progesteron. Metode penyuntikan FSH secara IM, dosis menurun pagi 4 ml, 3 ml, 2 ml, 1 ml dan sore 4 ml, 3 ml, 2 ml, 1 ml. Semua perlakuan, pada penyuntikan FSH hari ke-3 pagi disertai dengan penyuntikan PGF2α 2 ml dan sore disertai cabut preparat progesteron (hanya P2), dua hari kemudian dilakukan IB dan tujuh hari setelah IB dilakukan koleksi dan evaluasi embrio. Data dianalisis dengan analisis statistik (Chi-Square). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan preparat progesteron sebagai penentu estrus memberikan hasil yang lebih banyak pada perolehan embrio layak teransfer.
KATA KUNCI: preparat progesteron, hormon gnrh, respon superovulasi, embrio layak transfer, sapi limosin
USING PREPARATE PROGESTERONE AND HORMONE PROGESTERONE GNRH IN THE DETERMINATION OF ESTRUS IN CATTLE LIMOUSINE SUPEROVULATION PROGRAM
ABSTRACT
Superovulation programs to do with hormonal treatment, a hormone that is often used between others: Mixture Progesterone and hormone GnRH as a determinant of estrus in superovulation program. This study aimed to test the influence of progesterone implant preparations and the use of GnRH hormone responses superovulation. This study uses 10 cows limousines that have a lifespan of 3-7 years, genetically superior, normal estrous cycle, high fertility, and free of infectious reproductive diseases. All the cows had done the selection by means of rectal palpation to determine ovarian status and synchronized with progesterone and GnRH hormone preparations. Donor cows were divided into two treatment, P1: using the hormone GnRH and P2: using progesterone preparations. FSH IM injection method, decreased morning dose 4 ml, 3 ml, 2 ml, 1 ml and afternoon 4 ml, 3 ml, 2 ml, 1 ml. All treatments, injections of FSH on day 3 in the morning accompanied by the injection of PGF2α 2 ml and afternoon accompanied unplug progesterone preparations (only P2), two days later conducted IB and IB performed seven days after embryo collection and evaluation. Data were analyzed by statistical analysis (Chi-Square). The results showed that the use of progesterone preparations as determining estrus provide more results in the achievement of decent transfer embryos.
References
Amaridis, G.S., Tsiligianni T. and Vainas E. 2006. Follicle ablation improves the ovarian response and the number of collected embryos in superovulated cow during the early stages lactation. Reprod. Dom. Anim. 5:402-407.
[Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan]. 2015. Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan 2015. ISBN : 978-979-628-031-5. Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian RI. Jakarta
Gaspersz V. 1991. Teknik Analisis dalam Penelitian Percobaan. Tarsito. Bandung.
Hardjopranjoto S. 1995. Ilmu Kemajiran pada Ternak. Airlangga University Press. Surabaya.
Harsi T. 2005. Efek Tingkat Penggunaan Follicle Stimulating Hormone (FSH) dalam Program Produksi Terhadap kualitas dan Kuantitas Embrio Sapi Perah Frisien Holstein (FH). [Tesis]. Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto.
Jauhari S. 2014. Pengaruh Bangsa Sapi dan Dosis Follicle Stimulating Hormone (FSH) Terhadap Laju Ovulasi Hubungannya dengan Produksi Embrio.http://bbpkhcinagara.deptan.go.id/index.php/14-artikel-kesehatan-hewan/55-pengaruh-bangsa-sapi-dan-dosis-follicle-stimulating-hormone-fsh-terhadap-laju-ovulasi-hubungannya-dengan-produksi-embrio [27 April 2016]
Jodiansyah S, Imron M, Sumantri C. 2013. Tingkat Respon Superovulasi dan Produksi Embrio In Vivo dengan Sinkronisasi CIDR (Controlled Internal Drug Releasing) Pada Sapi Donor Simmental. Jurnal Ilmu Produksi dan Teknologi Hasil Peternakan ISSN 2303-2227 Vol. 01 No. 3, Oktober 2013 Hlm: 184-190. Bogor.
Marsan A. 2012. Kualitas Embrio Hasil Superovulasi pada Bangsa Sapi yang Berbeda. [Skripsi]. Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Nurhayat W. 2014. BPS: Tahun Depan Permintaan Daging Sapi Naik 8% Jadi 639.000 Ton. http://finance.detik.com/read/2014/12/23/152542/2785674/ 4/bps-tahun-depan-permintaan-daging-sapi-naik-8-jadi-639000-ton[22 Februari 2016]
Prasetyo D. 2012. Tingkat Superovulasi pada Beberapa Bangsa Sapi dengan Sumber Follicle Stimulating Hormone (FSH) yang Berbeda. [Skripsi]. Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Pertanian, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Putro PP. 2008. Dinamika Perkembangan Folikel Dominan dan Korpus Luteum Setelah Sinkronisasi Estrus pada Sapi Peranakan Friesian Holstein. [Disertasi]. Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Rocha HER. 2005. Analysis of Record of Embryo Production in Red Brahman Cows. [Thesis]. Texas A&M University.
Saito S. 1997. Manual on Embryo Transfer of Cattle. National Livestock Embryo Centre (NLEC) Cipelang and Japan International Cooperation Agency (JICA).
Sastrawiludin C. 2015. Perbedaan Waktu Penyuntikan Follicle Stimulating Hormone terhadap Respon Superovulasi Sapi Donor Simmental. [Skripsi]. Universitas Djuanda Bogor. Bogor
Silva JCC, Alvarez RH, Zanenga CA, Pereira GT. 2009. Factors affecting embryo production in superovulated Nelore catlle. Anim. Reprod. 6(3) : 440-445.
Supriatna I. 2013. Transfer Embrio pada Ternak Sapi. Pusat Pengkajian Perencanaan dan Pengembangan Wilayah (P4W) Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Valencia J, Flores M, Aldana AS, Anta E. 2004. Effect of PGF2 administration before uterine flushing on embryo recovery rate in superovulated cows and heifers. Revista Cientifica. 14:74-78.
Yusuf TL. 1990. Pengaruh Prostaglandin F2α dan Gonadotropin Terhadap Aktivitas Birahi dan Superovulasi dalam Rangkaian Kegiatan Transfer Embrio Pada Sapi Fries Holand, Bali dan Peranakan Ongole. [Disertasi]. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
-
Pengguna diperbolehkan untuk membaca, mengunduh, menyalin, mendistribusikan, mencetak, mencari, atau menautkan ke artikel teks lengkap dalam jurnal ini tanpa meminta izin terlebih dahulu dari penerbit atau penulis.
Jurnal ini dilisensikan di bawah Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License, yang mengizinkan untuk membagikan, menyalin, dan mendistribusikan ulang materi dalam media atau format apa pun selama Anda memberikan kredit yang sesuai kepada penulis asli dan sumbernya, berikan tautan ke lisensi Creative Commons. Jika Anda me-remix, mengubah, atau membangun materi, Anda harus mendistribusikan kontribusi Anda di bawah lisensi yang sama seperti aslinya. Pemberi lisensi tidak dapat mencabut kebebasan ini selama Anda mengikuti persyaratan lisensi. Untuk melihat salinan lisensi ini, kunjungi tautan permanen ini.
Penulis yang menerbitkan jurnal ini menyetujui persyaratan berikut:
1. Penulis mempertahankan hak cipta dan memberikan jurnal hak publikasi pertama dengan karya yang dilisensikan secara bersamaan di bawah Lisensi Internasional Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 yang memungkinkan orang lain untuk berbagi karya dengan pengakuan kepenulisan karya dan publikasi awal di jurnal ini.
2. Penulis dapat membuat pengaturan kontrak tambahan yang terpisah untuk distribusi non-eksklusif dari versi jurnal yang diterbitkan dari karya tersebut (misalnya, mempostingnya ke repositori institusional atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan awal publikasi di jurnal ini.
3. Penulis diizinkan dan didorong untuk memposting karya mereka secara online (misalnya, di repositori institusional atau di situs web mereka) sebelum dan selama proses pengiriman, karena dapat menghasilkan pertukaran yang produktif, serta kutipan lebih awal dan lebih besar dari karya yang diterbitkan ( Lihat Pengaruh Akses Terbuka).Anda bebas untuk:
Bagikan — menyalin dan mendistribusikan ulang materi dalam media atau format apa pun.
Beradaptasi — me-remix, mengubah, dan membangun materi untuk tujuan apa pun, bahkan secara komersial.Pemberi lisensi tidak dapat mencabut kebebasan ini selama Anda mengikuti persyaratan lisensi.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.