Studi Literatur : Nilai Sensoris dan Viskositas Skin Cream Menggunakan Gelatin Tulang Tuna Sebagai Pengemulsi dan Humekta

Main Article Content

Siti Nayla Maharani
Raden Siti Nurlaela
Indra Hariyanto

Abstract

Gelatin adalah protein turunan dari kolagen yang penggunaannya saat ini sangat meluas baik untuk industri pangan maupun non pangan. Gelatin dalam penelitian ini diaplikasikan sebagai bahan pengemulsi dan agen humektan pada produk herbal skin cream. pemanfaatan gelatin dari tulang ikan tuna sebagai bahan pengemulsi dan humektan dalam pembuatan produk skin cream herbal. Gelatin diekstrak dari tulang ikan tuna menggunakan cuka aren. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan nilai sensoris dan viskositas dari skin cream herbal yang menggunakan gelatin sebagai bahan tambahan. Penelitian dilakukan dengan menggunakan rancangan acak lengkap dengan 3 perlakuan konsentrasi gelatin, yaitu 3%, 5%, dan 7%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk parameter tampilan, skin cream dengan berbagai konsentrasi gelatin memiliki kriteria agak suka hingga suka dari panelis. Sementara itu, untuk parameter aroma dan kesan lembab, skin cream cenderung dinilai netral hingga agak suka oleh panelis. Untuk parameter viskositas, skin cream memiliki nilai berkisar antara 64.000 hingga 92.500 cP. Perlakuan terpilih dalam penelitian ini adalah skin cream dengan penambahan gelatin 7% karena memiliki nilai viskositas paling mendekati standar SNI, yaitu 64.000 cP, serta memiliki nilai sensoris yang agak disukai oleh panelis.Secara keseluruhan, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemanfaatan gelatin dari tulang ikan tuna sebagai bahan pengemulsi dan humektan dalam pembuatan skin cream herbal dapat menghasilkan produk dengan karakteristik sensoris dan viskositas yang baik sesuai dengan standar yang ditetapkan. Penggunaan konsentrasi gelatin 7% menghasilkan produk skin cream dengan sifat fisikokimia terbaik.

Article Details

How to Cite
Maharani, S. N., Raden Siti Nurlaela, & Indra Hariyanto. (2024). Studi Literatur : Nilai Sensoris dan Viskositas Skin Cream Menggunakan Gelatin Tulang Tuna Sebagai Pengemulsi dan Humekta. Karimah Tauhid, 3(6), 6837–6845. https://doi.org/10.30997/karimahtauhid.v3i6.13855
Section
Articles

References

Astawan M, Aviana T. 2003. Pengaruh jenis larutan perendam serta metode pengeringan terhadap sifat fisik, kimia dan fungsional gelatin dari kulit cucut. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan. 14(1): 7-13.

Ayudiarti LD, Tazwir S, Paranginangin R.2007. Pengaruh konsentrasi gelatin ikan sebagai bahan pengikat terhadap kualitas dan penerimaan sirup. Jurnal Perikanan.9(1): 134-141.

Eveline, Santos J, Widjaya I. 2011. Kajian konsentrasi dan rasio gelatin dari kulit ikan patin dan kappa karaginan pada pembuatan jeli. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia . 14(2): 98-105.

Hermanianto J. 2004. Gelatin: Keajaiban dan resiko kehalalannya. Di dalam pks- anz. org. 24 Januari 2005.

Hidayat G, Dewi EN, Rianingsih L. 2016.Karakteristik gelatin tulang ikan nila dengan hidrolisis menggunakan asam fosfat dan enzim papain. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia. 19(1): 69-78.

Husain M. 2016. Formulasi dan analisis tingkat kesukaan serta nilai viskositas sabun gel alami yang menggunakan gelatin tulang ikan tuna (Thunnus albacares) [Skripsi]. Gorontalo (ID): Universitas Negeri Gorontalo.

Jakhar JK, Reddy D, Maharia S, Devi HM, Reddy VS, Venkateshwarlu G. 2012. Characterizationof fish gelatin from Blackspotted Croaker (Protonibeadiacanthus). Archives of Applied Science Research. 4(3): 1353-1358.

Junianto, Haetami K, Maulina I. 2013. Karakteristik cangkang kapsul yang terbuat dari gelatin tulang ikan. Jurnal Akuatika. 4(1): 46-54.

Lubis ES, Lubis LS, Reveny J. 2012. Pelembab kulit alami dari sari buah jeruk bali (Citrus maxima (Burm) Osbeck). Journalof Pharmaceutics and Pharmacolo gy. 1(2):104-111.

Lukitaningsih E, Bahi M, Holzgrabe E. 2013. Tyrosinase inhibition type of isolated compounds obtained from Pachyrhizus erosus. Aceh Internatio na l Journal Science Technology. 2(3): 98-102.

Naiu AS, Yusuf N, Zulkifly M. 2015. Chemical characteristics of fish bones gelatin that was extracted from tuna (Thunnus sp.). Proceeding in International Seminar In Accordate with Sail Tomini and Festival of Boalemo I: 49-59.Gorontalo (ID): Universitas Negeri Gorontalo.

Naiu AS, Yusuf N. 2014. Pemanfaatan cuka aren (Arenga pinnata) pada ekstraksigelatin dari tulang ikan tuna (Thunnus sp.) limbah hasil perikanan. Laporan Peneliti a n Pengembanga n Prodi. Gorontalo (ID): Universitas NegeriGorontalo.

Nurilmala M, Jacoeb AM, Dzaky RA. 2017. Karakteristik gelatin kulit ikan tuna sirip kuning. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia. 20(2): 339-350.

Rahayu WP. 2001. Penuntun Praktikum Penilaian Organoleptik. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Rieger M. 2000. Harry’s Cosmeticolo gy. 8th ed. New York (USA): Chemical Publishing Co. Inc.

Romanowski P, Schueller R. 2001. Stability Testing of Cosmetic Products. Di dalam: Barel AO, Paye M, Maibach HI (editor). Handbook of Cosmetic Science andTechnology. New York (ID): Marcel Dekker.

Santoso KP, Effendi C, Herawati L, Damayanti R. 2005. Pengaruh ketimun (Cucumis sativus) sebagai antioksidan terhadap perlindungan kerusuhan membran sel akibat pemberian asaprokok. Jurnal Penelitian Medika Eksakta.6(1): 1-5.

See SF, Hong PK, Ng KL, Wan Aida WM, Babji AS. 2010. Physicochemical properties of gelatin extracted from skins of different freshwater fish species . Intern ational Food Research Journal. 17: 809-816.

Setiawati S. 2009. Karakterisasi mutu fisika kimia gelatin kulit ikan kakap merah (Lutjanus sp.) hasil proses perlakuan asam. [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Silva CM, Riberio AJ, Figueiredo M, Ferreira D, Veiga F. 2006. Microencapsulation of hemoglobin in chitosan coated alginate microspheres prepared by emulsification internal gelation. American Association of Pharmaceutical Scientist Journal. 17: E903- E912.

Solikah SM. 2012. Kajian kadar etanol dan asam asetat dalam cairan nira siwalan menggunakan metode kromatografi gas. [Skripsi]. Malang (ID): Universitas Islam Negeri Malang.

Sotiroudis G, Melliou E, Sotiroudis TG, Chinou I. 2010. Chemical analysis, antioxidant and antimicrobial activity of three greek cucumber (Cucumis sativus) cultivars. Journal of Food Biochemistry. 34: 61-78.

Steel RGD, Torie JH. 1993. Prinsip dan Prosedur Statistika . Soemantri B, Penerjemah. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama.

Suptijah P, Suseno SH, Anwar C. 2013. Analisis kekuatan gel (gel strength) produk permenjelly dari gelatin kulit ikan cucut dengan penambahan karaginan dan rumputlaut. Jurnal Pengolahan Hasil PerikananIndonesia .16(2): 183-191.

Tazwir, Ayudiarti D. 2011. Pengaruh penggunaan asam klorida terhadap mutu gelatin tulang ikan kakap merah (Lutjanussp.). Prosiding Seminar Nasional dan Pertemuan Ilmiah Tahunan Ke-3 Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia . 117-122.

Tranggono, Zuhed N, Djoko W, Murdijati B, Merry A. 1990. Bahan Tambahan Makanan Pangan dan Gizi. Yogyakarta (ID): Universitas Gajah Mada.

Yusuf N, Naiu AS. 2016. Pengembangan formula sabun cair alami menggunakan gelatin tipe a dari tulang ikan tuna (Thunnus sp.) Laporan Penelitian Hibah Bersaing. Gorontalo (ID): UniversitasNegeri Gorontalo.

Zulkarnain AK, Ernawati N, Sukardani NI. 2013. Aktivitas amilum bengkuang (Pachyrrizus erosusl. urban) sebagai tabir surya pada mencit dan pengaruh kenaikan kadarnyaterhadap viskositas sediaan. Traditional Medical Journal. 18(1): 1-8.

Zulkifli M, Naiu AS, Yusuf N. 2013. Rendemen, titik gel dan titik leleh gelatin dari tulang ikan tuna (Thunnussp.) yang diproses dengan cuka aren (Arenga pinnata). Nike Jurnal IlmiahPerikanan dan Kelautan. 1(3): 147-154.