Main Article Content

Abstract

Buncis merupakan anggota famili kacang-kacangan yang memiliki banyak manfaat dan peningkatan produksinya masih dibutuhkan. Produksi buncis dipengaruhi oleh penampilan karakter agronominya. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari keeratan hubungan antar karakter agronomi untuk mencari karakter penentu produksi buncis berdaya hasil tinggi berdasarkan nilai korelasi, pengaruh langsung, dan pengaruh tidak langsung. Data hasil pengamatan dianalisis dengan menggunakan korelasi Pearson dilanjutkan dengan analisis lintas berdasarkan persamaan simultan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tinggi tanaman 4 MST dan jumlah daun 4 MST berkorelasi positif dan nyata dengan karakter jumlah polong. Jumlah daun 4 MST berkorelasi positif dan nyata dengan karakter bobot polong dan bobot polong berkorelasi positif dan nyata dengan bobot 100 biji. Jumlah daun 4 MST memiliki pengaruh langsung yang positif dan nyata terhadap jumlah polong dan karakter jumlah polong memiliki pengaruh langsung yang positif dan nyata terhadap bobot 100 biji. Jumlah daun 4 MST dan bobot polong dapat dijadikan kriteria seleksi yang efektif karena memiliki nilai korelasi dan koefisien lintas yang nyata terhadap jumlah polong dan bobot 100 biji. Pengaruh tidak langsung tertinggi terhadap bobot polong diberikan oleh umur berbunga melalui karakter jumlah bunga.


Kata kunci: karakter agronomi, pengaruh langsung, pengaruh tidak langsung

Article Details

How to Cite
Lestari, K. D., Setyono, & Yuliawati. (2022). ANALISIS KORELASI DAN SIDIK LINTAS KARAKTER AGRONOMI BUNCIS TEGAK (Phaseolus vulgaris L.) . JURNAL AGRONIDA, 8(1), 21–30. https://doi.org/10.30997/jag.v8i1.5610

References

  1. Arsyad A. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo
  2. [BPS] Badan Pusat Statistik. 2021. Tabel Dinamis Produksi Tanaman Sayuran Buncis (Ton). https://www.bps.go.id/subject/55/hortikultura.html#subjekViewTab5. Tanggal Akses 18 Oktober 2021.
  3. [BPS] Badan Pusat Statistik. 2021. Potret Sensus Penduduk 2020 Menuju Satu Data Kependudukan Indonesia. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
  4. Bachtiar Y, Yuliawati, Setyono, Rahayu A. 2020. Korelasi dan analisis lintas karakter agronomi kacang bogor (Vigna subterranean L. Verdc.). Jurnal Agronida. 6(2):98-107.
  5. Bhusan KB, Singh BP, Dubey RK, Ram HH. 2007. Correlation analysis for seed yield in french bean (Phaseolus vulgaris L.). Pantnagar Journal of Research. 5(1):1-3.
  6. Bello OB, Abdulmaliq SY, Afolabi MS, Ige SA. 2010. Correlation and path coefficient analysis of yield and agronomic characters among open pollinated maize varieties and their F1 hybrids in a diallel cross. Afric J Biotec. 9(18):2633-2639.
  7. dos Santos A, Ceccon G, Davide LMC, Correa AM, Alves VB. 2014. Correlations and path analysis of yield components in cowpea. Crop Breed Appl Biotech. 14:82-87.
  8. Gomez KA, Gomez AA. 2007. Prosedur Statistik untuk Penelitian Pertanian Edisi Kedua. UI Press. Jakarta.
  9. Gujarati, Damodar N. 2006. Ekonometrika Dasar. Jakarta: Penerbit Erlangga.
  10. Harjadi SS. 2001. Pengantar Agronomi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
  11. Hartati S, Setiawan A, Heliyanto B, Sudarsono N. 2012. Keragaman genetik, heritabilitas, dan korelasi antar karakter 10 genotipe terpilih jarak pagar (Jatropha curcas L.). Jurnal Littri. 18(2):74-80.
  12. Haydar A, Mandal MA, Ahmed MB, Hannan MM, Karim R, Razvy MA, Roy UK, Salahin M. 2007. Studies on genetic variability and interrelationship among the different traits in tomato (Lycopersicon esculentum Mill). Middle-East Journal of Scientific Research. Vol. 2(3-4):139-142.
  13. [IBPGR] International Board for Plant Genetic Resources. 1982. Phaseolus vulgaris Descriptors. Rome: IBPGR Secretariat.
  14. Kadir. 2015. Statistika Terapan : Konsep, Contoh dan Analisis Data dengan Program SPSS/Liseral dalam Penelitian. Jakarta:Rajawali Pers.
  15. Nasution MA. 2010. Analisis korelasi dan sidik lintas antara karakter morfologi dan komponen buah tanaman nenas (Ananas comosus L. Merr.). Jurnal Crop Agro. 3 (1):1-9.
  16. Nwadike C, Okere A, Nwosu D, Okoye C, Vange T, Apuyor B. 2018. Proximate and nutrient composition of some common bean (Phaseolus vulgaris L.) and cowpea (Vigna unguiculata L. Walp.) accessions of Jos- Plateau, Nigeria. JAERI. 15(1):1-9.
  17. Perwitosari GW, Sugiharto AN, Soegianto A. 2017. Keragaman genetik dan korelasi terhadap hasil pada populasi galur F3 buncis (Phaseolus vulgaris L.) berpolong kuning. Jurnal Produksi Tanaman. 5 (4): 654 – 660.
  18. Prasetiyo FS, Purnamaningsih SL, Soegianto A. 2018. Analisis lintas antara hasil dan komponen hasil pada tanaman buncis ungu (Phasolus vulgaris L.) generasi F5. Jurnal Produksi Tanaman. 6 (2): 283-290.
  19. [PDSIP] Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian. 2015. Statistik Konsumsi Pangan Tahun 2015. Jakarta: Kementerian Pertanian.
  20. Rizqiyah DA, Basuki N, Soegianto A. 2014. Hubungan antara hasil dan komponen hasil pada tanaman buncis (Phaseolus vulgaris L.) generasi F2. Jurnal Produksi Tanaman. 2 (4): 330-338.
  21. Scheiner SM, Mitchell RJ, Callahan HS. Using path analysis to measure natural selection. J Evol Biol. 13:423-433.
  22. Singh RK, Chaudhary BD. 1979. Biometrical Methods in Quantitative Genetic Analysis. Ludhiana-New Delhi: Kalyani Publishers.
  23. Sulistyo A, Purwantoro, Sari KP. 2017. Correlation, path analysis and heritability estimation for agronomic traits contribute to yield on soybean. IOP Conf. Series: Earth and Environmental Science. 102(1):012034.
  24. Sungkawa I. 2013. Penerapan analisis regresi dan korelasi dalam menentukan arah hubungan antara dua faktor kualitatif pada tabel kontingensi. Jurnal Matematika dan Statistik. 13 (1): 33-41.
  25. Widiastuti E, Latifah E. 2016. Keragaan pertumbuhan dan biomassa varietas kedelai (Glycine Max (l)) di lahan sawah dengan aplikasi pupuk organik cair. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia (JIPI). 21 (2): 90-97.
  26. Wijayati RY, Purwanti S, Adie MM. 2014. Hubungan hasil dan komponen hasil kedelai (Glycine max (L.) Merr.) populasi F5. Jurnal Vegetalika. 3 (4): 88 – 97.