STABILITAS WARNA HASIL INTERAKSI PEWARNA ALAMI BIRU BUNGA TELENG (Clitoria ternatea L.) DAN TAMBAHAN BERAGAM TEPUNG

Authors

  • Ahmad Syarbaini

DOI:

https://doi.org/10.30997/jp.v2i2.578

Abstract

Stabilitas warna pangan merupakan sifat penting dalam kontrol mutu. Gugus antosianidin dalam bentuk kation flavium memiliki reaktivitas yang cukup tinggi dalam reaksi kimia. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga bagian. Bagian pertama adalah ekstraksi warna biru dari bunga teleng menggunakan tiga macam pelarut: etanol-10% asetat, air-asam sitrat, dan air. Bagian kedua adalah kestabilan suhu ekstraks bunga teleng menggunakan tiga macam proses pemanasan: blanching, pasteurisasi, dan sterilisasi. Bagian ketiga adalah uji kestabilan warna ekstraks bunga teleng dalam tepung gandum, beras, dan tapioka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstraksi antosianin yang menggunakan air menghasilkan kadar (575 ppm). Padatan terlarut dari pigmen mempengaruhi intensitas ekstraksi. Pada kadar rendah, antosianin berwarna biru sedangkan pada kadar tinggi, antosianin berwarna merah. Berdasarkan suhu dan waktu proses pemanasan yang digunakan, pada umumnya memperlihatkan bahwa warna bunga teleng relatif stabil pada 60°C, 80°C, dan 121°C. Jelas bahwa tidak terjadi perubahan warna dari pigmen biru bunga teleng. Penambahan ekstraks bunga teleng dalam beragam tepung memperlihatkan bahwa interaksi tunggal terbaik terjadi antara ekstraks bunga teleng dan tepung beras putih dan menghasilkan warna biru tua terang.

References

Permenkes RI tanggal 1 Mei 1985 no. 239/ Menkes/Per/V/1985. Bahan Tambahan Makanan. Departemen Kesehatan RI. Jakarta.
Cai Y and H Corke. 2002. Amaranthus Betacyanin Pigments Applied in Model Food system. J. Food Sci. 64 (5): 869-873.
DeMan JM. 1997. Principle of Food Chemistry (terjemahan Kosasih). Van Norstand Reinhold. A Division of Wadswart., Inc., New York.
Francis FJ. 1998. Color Analysis. Di dalam SS Nielsen (ed) Food Analysis. New York. Kluwer academic Plenum pubisher.
Hanum T. 2000. Ekstraksi dan Stabilitas zat Pewarna alam dari katul beras ketan hitam (Oryza sativa glutinosa). Buletin Teknologi dan Industri Pangan 9:17-23.
Jackman dan Smith, 1993. Food Additive User’s Handbook. Blackie Academic and Professional. London.
Kazuma K, N Noda, and M Suzuki. 2003. Flavonoid Composition Related to Petal Color in Different Lines of Clitoria ternatea. Phytochemistry; 64 : 1133-1139.
Markakis P. 1982. Anthocyanin as Food Additives. Dalam P Markikis. Anthocyanin as Food Colors. Academic Press, New York.
Petrucci RH dan S Achmadi. 1987. Kimia Dasar, Prinsip dan Terapan Modern. Ed.(4). Jilid 2. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Steed LE and VD Truong. 2008. Anthocyanin Content, Antioxidant Activity, and Selected Physical Properties of Flowable Purple-Fleshed Sweetpotato Purees. J. Food Sci. 73 (5): S215–S221.
Tsai PJ, M John, P Philip, C Blake, and RJ Brian. 2002. Anthocyanin and Antioxidant capacity in Roselle (Hibiscus Sabdariffa L.) extract. J. Food Research International 35: 351-356.

Downloads

Published

2017-03-23

How to Cite

Syarbaini, A. (2017). STABILITAS WARNA HASIL INTERAKSI PEWARNA ALAMI BIRU BUNGA TELENG (Clitoria ternatea L.) DAN TAMBAHAN BERAGAM TEPUNG. Jurnal Pertanian, 2(2), 125–129. https://doi.org/10.30997/jp.v2i2.578

Issue

Section

Articles
Abstract viewed = 336 times