Main Article Content

Abstract

Cabai merupakan salah satu komoditas strategis yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat. Salah satu upaya untuk meningkatkan produktivitas cabai adalah melalui kegiatan pemupukan. Penggunaan pupuk P berfungsi untuk mempercepat pembungaan dan pemasakkan buah, serta memperbesar persentase pembentukan bunga menjadi buah/biji. Pupuk SP-36 merupakan salah satu pupuk sumber P. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh dosis pemupukan SP-36 terhadap pertumbuhan dan produksi cabai keriting PM 999.  Percobaan ini dilaksanakan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) faktor tunggal yang terdiri dari 6 ulangan. Faktor yang diuji adalah dosis pupuk SP-36 yang terdiri atas 6 taraf, yaitu tanpa aplikasi pupuk SP-36 (0%R), 77,5 kg/ha (25%R), 155 kg/ha (50%R), 232,5 kg/ha (75%R), 310 kg/ha (100%R), dan 387,5 kg/ha (125%R). Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi berbagai dosis pupuk SP-36 memberikan pengaruh pada fase pertumbuhan generatif tanaman cabai varietas PM 999 yang ditanam di Bogor yang meliputi pembentukan bunga kuncup, bunga mekar hingga produksi tanaman cabai, sedangkan pada fase vegetatifnya seperti tinggi tanaman, jumlah daun dan diameter batang tidak memberikan pengaruh. Pemberian pupuk SP-36 sebesar 387,5 kg/ha menghasilkan produktivitas tertinggi yaitu 7,92 ton/ha.

Article Details

How to Cite
darudriyo, darudriyo, & Sulistyaningrum, A. (2022). PENGARUH BERBAGAI DOSIS PUPUK SP-36 TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI CABAI KERITING VARIETAS PM 999 . JURNAL AGRONIDA, 8(1), 40–49. https://doi.org/10.30997/jag.v8i1.5584

References

  1. Agustin W, Ilyas S, Budi SW, Anas I, Suwarno FC. 2010. Inokulasi fungi mikoriza arbuskula (FMA) dan pemupukan P dalam meningkatkan hasil dan mutu benih cabai (Capsicum annuum L.). Indonesian Journal of Agronomy. 38(3):218–24.
  2. Barus W, Arfiani. 2006. Pertumbuhan dan produksi cabai (Capsicum annum L.) dengan penggunaan mulsa dan pemupukan PK. Jurnal Penelitian Bidang Ilmu Pertanian. 4(1):41–44.
  3. Dewanto FG, Londok JJMR, Kaunang WB, Tuturoong RAV. 2013. Pengaruh pemupukan anorganik dan organik terhadap produksi tanaman jagung sebagai sumber pakan. J. Zootek. 32(5):1–8.
  4. Duaja W. 2012. Pengaruh pupuk urea, pupuk organik padat dan cair kotoran ayam terhadap sifat tanah, pertumbuhan dan hasil selada keriting di tanah inceptisol. Jurnal Unja 1(4):236–46.
  5. Firmansyah I, Liferdi L, Muhammad S. 2017. Pengaruh kombinasi dosis pupuk N, P, dan K terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman terung (Solanum melongena L.) [The influence of dose combination fertilizer N, P, and K on growth and yield of eggplant crops (Solanum melongena L.)]. J Hortikultura. 27(1):69–78.
  6. Kasno A. 2013. Respon tanaman jagung terhadap pemupukan fosfor pada Typic dystrudepts. Journal of Tropical Soils. 14(2):111–18.
  7. [Kementan] Kementerian Pertanian. 2019. Outlook Cabai Komoditas Pertanian Subsektor Hortikultu ra. https://satudata.pertanian.go. id/assets/docs/publikasi/Outloo_ Komoditas_Hortikultura_Caba_ Besar_Tahun_2020.pdf. [20 September 2018].
  8. Koryati T. 2004. Pengaruh penggunaan mulsa dan pemupukan urea terhadap pertumbuhan dan produksi cabai merah (Capsicum annum L.). Jurnal Penelitian Bidang Ilmu Pertanian. 2(April):13–16.
  9. Kusmana N, Kusandriani Y, Lukman L. 2017. Uji daya hasil tujuh genotipe cabai rawit pada ekosistem dataran tinggi Pangalengan, Jawa Barat. Jurnal Hortikultura. 27(2):147-154.
  10. Kusmana NFN, Rinda K, Astiti R. 2019. Uji adaptasi dan stabilitas hasil enam genotipe cabai hibrida di dataran tinggi Jawa Barat (Adaptation and yield stability of six hybrid chili genotypes in highland area of West Java). Jurnal Hortikultura. 29(1):17-22.
  11. Kusumawardana, Aditya, Bambang P, Pardono NFN. 2019. Pengujian mutu benih cabai (Capsicum annuum.L) dengan metode uji pemunculan radikula [Seed quality test in pepper (Capsicum annuum.L) seeds using radicle emergence]. Jurnal Hortikultura. 29(1):9-16.
  12. Marpaung, Agustina E, Susilawati B, Darkam M. 2019. Karakterisasi dan keragaan pertumbuhan tiga klon cabai merah (Capsicum annuum L.) lokal (Characterization and growth performance of three clone of local hot pepper). Jurnal Hortikultura. 29(1):33.
  13. Mashud N, Maliangkay RB, Nur M. 2016. Pengaruh pemupukan terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman aren belum menghasilkan. Buletin Palma. 14(1):13–19.
  14. Munawar. 2011. Kesuburan Tanah dan Nutrisi Tanaman. Bogor: IPB Press.
  15. Palar N, Pangemanan PA, Tangkere EG. 2016. Faktor Faktor yang mempengaruhi harga cabai rawit di Kota Manado. Jurnal Agri-Sosioekonomi. 12 (2):105–20.
  16. Poerwowidodo. 1992. Telaah Kesuburan Tanah. Bandung: Penerbit Angkasa.
  17. Prasetya ME. 2014. Pengaruh pupuk NPK Mutiara dan pupuk kandang sapi terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman cabai merah keriting varietas Arimbi (Capsicum annuum L.). Jurnal Agrifor. 13(2):191–98.
  18. Rahmah A, Izzati M, Parman S. 2014. Pengaruh pupuk organik cair berbahan dasar limbah sawi putih (Brassica chinensis L.) terhadap pertumbuhan tanaman jagung manis. Buletin Fisiologi dan Anatomi UNDIP. 22(1):65–71.
  19. Rosman R, Trisilawati O, Setiawan. 2013. Pemupukan nitrogen, fosfor, dan kalium pada tanaman akar wangi. Jurnal Littri. 19(1):33–40.
  20. Rosmarkam A, Yuwono NW. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Yogyakarta: Kanisius.
  21. Setiawati, Wiwin, Nani S, Yeni K, Ashol H, Tinny SU, Rahmat S. 2016. Penerapan Teknologi pengendalian hama terpadu pada tanaman cabai merah untuk mitigasi dampak perubahan iklim. Jurnal Hortikultura. 23(2):174-183.
  22. Setiawati W, Hasyim A, Hudayya A. 2018. Penggunaan rain shelter dan biopestisida atecu pada budidaya cabai di luar musim untuk mengurangi kehilangan hasil dan serangan OPT. Jurnal Hortikultura 28(2):1-12.
  23. Singh SS. 2003. Soil fertility and nutrient management. Kalyani Publishers. New Delhi.
  24. Sulistyaningrum A, Darudriyo. 2018. Penurunan kualitas cabai rawit selama penyimpanan dalam suhu ruang. J. Agronida. 4(2):64–71.
  25. Susila AD. 2006. Panduan Budidaya Tanaman Sayuran. IPB Press. Bogor.
  26. Susilawati, Wardah, Irmasari. 2016. Pengaruh berbagai intensitas cahaya terhadap pertumbuhan semai cempaka (Michelia champaca L.) di persemaian. J. ForestSains. 14(1):59–66.
  27. Taufik M. 2011. Analisis pendapatan usaha tani dan penanganan pascapanen cabai merah. J. Litbang Pertanian. 30(2):66–72.
  28. Widyanti AS, Susila AD. 2015. Rekomendasi pemupukan kalium pada budi daya cabai merah besar (Capscicum annuum L) di inceptisols Dramaga. Jurnal Hortikultura Indonesia. 6(2):65.
  29. Wulandari S, Bey Y, Tindaon KD. 2012. Pengaruh jenis bahan pengemas dan lama penyimpanan terhadap kadar vitamin C dan susut berat cabai rawit (Capsicum frutescens L.). J. Biogenesis. 8(2):23–30..