Main Article Content

Abstract

Bawang putih merupakan komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan banyak digunakan oleh masyarakat sebagai bumbu maupun obat. Bawang putih banyak mengalami perubahan baik secara nutrisional maupun penampakannya selama penyimpanan, sehingga dibutuhkan penanganan pascapanen yang tepat. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kualitas bawang putih Sangga Sembalun dan Lumbu Kuning yang disimpan dalam suhu ruang baik untuk konsumsi maupun benih serta mengetahui kualitas bawang putih dalam bentuk konde maupun rogol selama penyimpanan. Penelitian ini dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial dengan 2 faktor perlakuan dan terdiri dari 6 ulangan. Perlakuan pertama adalah varietas (V) yang terdiri dari varietas Sangga Sembalun dan varietas Lumbu Kuning, sementara perlakuan kedua adalah bentuk (B) yang terdiri dari bentuk rogol dan konde. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat penurunan bobot bawang putih tertinggi yaitu pada saat 1 minggu penyimpanan dengan  penurunan sebesar  33,2% dengan susut diamater sebesar  6,98%, karena pada kondisi tersebut kandungan air dari komoditas hortikultura masih sangat tinggi. Bawang putih untuk konsumsi segar (penyimpanan hingga 2 bulan) dalam bentuk konde memiliki tingkat penurunan yang lebih rendah jika dibandingkan dengan bentuk rogol yaitu sebesar 21,45% varietas Lumbu Kuning dan 19,88% untuk varietas Sangga Sembalun. Demikian halnya dengan penyimpanan selama 6 bulan, bawang putih dalam bentuk konde memiliki tingkat kehilangan air yang lebih rendah, serta memiliki penampakan kesegaran yang lebih baik (tidak cepat keriput dan layu) serta kerusakan akibat mikroorganisme dapat lebih diminimalisir. 

 

Keywords

bawang putih kualitas kehilangan berat penyimpanan.

Article Details

How to Cite
Sulistyaningrum, A., Kiloes, A. M., & Darudriyo, D. (2020). ANALISIS REGRESI PENAMPILAN BAWANG PUTIH SANGGA SEMBALUN DAN LUMBU KUNING SELAMA PENYIMPANAN DALAM SUHU RUANG. JURNAL AGRONIDA, 6(1), 33–43. https://doi.org/10.30997/jag.v6i1.2599

References

    Adebowale AA, Fetuga GO, Apata CB, Sanni LO. 2012. Effect of variety and initial moisture content on physical properties of improved millet grains. Nigerian Food Journal 30(1): 5-10.

    Hernawan UE, Setyawan AD. 2003. Senyawa organosulfur bawang putih (Allium sativum L.) dan aktivitas biologinya. J. Biofarmasi 1 (2): 65-76.

    Julianti E. 2011. Pengaruh tingkat kematangan dan suhu penyimpanan terhadap mutu buah terong belanda (Cyphomandra betacea). J. Hort. Indonesia 2(1):14-20.

    Kasmiati E, Darmawati E, dan Haryadi Y. 2014. Evaluasi efek kemasan plastik terhadap daya simpan beras. J. Pascapanen 11 (1) : 9-18.

    Naufalin R, Yanto T, Sulistyaningrum A. 2013. Pengaruh jenis dan konsentrasi pengawet alami terhadap mutu gula kelapa. J. Teknologi Pertanian 14 (3): 165-174.

    Nurdjannah R, Purwanto YA, Sutrisno. 2014. Pengaruh jenis kemasan dan penyimpanan dingin terhadap mutu fisik cabai merah. J. Pascapanen 11(1): 19-29.

    Rosalina Y, Silvia E. 2015. Kajian perubahan mutu selama penyimpanan dan pendugaan umur simpan keripik ikan beledang dalam kemasan polypropylene rigid. J. Teknologi dan Industri Pertanian Indonesia 7(1): 1-60.

    Silaban SD, Prihastanti E, Saptiningsih E. 2013. Pengaruh suhu dan lama penyimpanan terhadap kandungan total asam. Buletin Anatomi dan Fisiologi 11(1): 55-63.

    Sulistyaningrum A, Yanto T, Naufalin R. 2015. Perubahan kualitas nira kelapa akibat penambahan pengawet alami. J. Penelitian Pascapanen Pertanian. 12 (3):137 – 146.

    Sulistyaningrum A, Komalasari O. 2016. Pengaruh kualitas benih jagung pada berbagai ruang penyimpanan terhadap vigor benih. Prosiding Seminar Nasional Biologi Universitas Hasanudin, Makassar.

    Sulistyaningrum A, Darudriyo. 2017. Teknologi penyimpanan sederhana dalam mempertahankan daya simpan terung. Prosiding Seminar Universitas Nasional.

    Sulistyaningrum A, Darudriyo. 2018. Penurunan kualitas cabai rawit selama penyimpanan dalam suhu ruang. J. Agronida 4 (2):64-71.

    Suryanto, H. 2013. Pengaruh beberapa perlakuan penyimpanan terhadap perkecambahan benih suren (Toona sureni). J. Penelitian Kehutanan Wallacea 2 (1) : 26-40.

    Untari I. 2010. Bawang putih sebagai obat paling mujarab bagi kesehatan. Gaster 7 (1): 547-554.

    Widaningrum, Miskiyah, Somantri AS. 2010. Perubahan sifat fisiko-kimia biji jagung pada penyimpanan dengan perlakuan karbondioksida (CO2). J. Agritech. 30(1): 36-45.

    Wiryawan, Suharti S, Bintang M. 2005. Kajian antibakteri temulawak, jahe dan bawang putih terhadap Salmonella lyphimuriam serta pengaruh bawang putih terhadap performans dan respon imun ayam pedaging. J. Media Peternakan 28 (2): 52-62.