@article{Hamid_Dedy Ardiansyah Ramadhan_Ali Alamsyah Kusumadinata_2023, title={Analisis Framing Pemberitaan Media Narasi Tentang Tragedi Kanjuruhan Malang}, volume={2}, url={https://ojs.unida.ac.id/karimahtauhid/article/view/7628}, DOI={10.30997/karimahtauhid.v2i1.7628}, abstractNote={<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui <em>framing </em>berita media Narasi terkait tragedi Kanjuruhan. Jenis penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Data primer pada penelitian ini adalah berita tragedi Kanjuruhan di media Narasi periode 1-31 Oktober 2022. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik observasi. Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis <em>framing </em>menurut Robert N. Entman. <em>Framing </em>yakni komponen dari komunikasi media. Singkatnya, framing ialah penyusunan atau pengemasan informasi tentang suatu isu, yang tujuannya untuk membangun pendapat atau menggiring persepsi masyarakat terhadap suatu isu. <em>Framing </em>tidak berbohong, tetapi <em>framing </em>mencoba mendistorsi kebenaran secara halus dengan memilih informasi, menonjolkan aspek tertentu, memilih dan memilah kata, bunyi atau ilustrasi untuk menghilangkan pesan yang seharusnya dibagikan. Secara teori, <em>framing </em>adalah perspektif yang dipakai oleh reporter saat memilih isu dan mencatat sebuah cerita. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media Narasi melalui pemberitaannya menekankan bahwa banyaknya korban jiwa pada tragedi Kanjuruhan diakibatkan oleh salahnya penanganan massa yang dilakukan oleh aparat kepolisian. Mereka menembak gas air mata ke tribun suporter, yang mengakibatkan banyak suporter panik dan berdesak-desakan mencari pintu keluar. Ada salah satu pintu stadion yang tertutup mengakibatkan banyaknya penonton yang terinjak-injak, kehabisan oksigen, dan akhirnya meninggal dunia. Media Narasi menyebut Tragedi Kanjuruhan ini harus segera diusut sampai tuntas karena tragedi ini merupakan tragedi dengan jumlah korban jiwa terbesar dalam dunia sepakbola. Narasi juga menyoroti sikap tidak tahu malu yang dilakukan oleh Ketua Umum PSSI Iwan Bule dan jajarannya, di mana Ketua Umum PSSI dan jajarannya didesak untuk mundur oleh masyarakat karena dianggap telah gagal dalam mengurus sepakbola Indonesia.</p>}, number={1}, journal={Karimah Tauhid}, author={Hamid, Sitti Sakinah Noviyanti and Dedy Ardiansyah Ramadhan and Ali Alamsyah Kusumadinata}, year={2023}, month={Jan.}, pages={51–59} }