Pengendalian Mutu Bahan dan Proses Produksi Minuman Jeli Ready To Drink (RTD)
DOI:
https://doi.org/10.30997/karimahtauhid.v3i9.15341Keywords:
bahan yang baik, kajian, produksi yang baik, quality controlAbstract
Pengendalian mutu pangan merupakan upaya penting yang dilakukan dengan mengontrol kualitas produk untuk menjamin produk yang dihasilkan mempunyai mutu yang baik agar dapat bersaing di dunia industri. Tujuan kajian ini untuk mempelajari bahan dan proses produksi minuman jeli dalam upaya untuk pengembanganidisiplin dan pemahamaniilmu Teknologi Pangan. Metode pelaksanaan kajian ini yaitu observasi langsung, pencatatan, analisis data secara kualitatif deskriptif, diskusi, dan telaah pustaka. Hasil menunjukkan bahwa dari bahan baku air, gula (sukrosa), fruktosa, dan karagenan serta bahan tambahan ekstrak buah, pengawet natrium benzoat, pemanis aspartam dan natrium siklamat, pewarna allura red, carmoisine, violet, dan ponceou, pengasam asam sitrat, penstabil kalium sitrat dan cloudifier, dan perisa buah-buahan. Proses produksi dari penimbangan bahan baku, formulasi, pre-mixing dan mixing, holding, pasteurisasi, filling dan sealing, cooling, packing, metal detector dan palletizing. Bahan dan proses produksi melalui tahapan pengawasan dan pengendalian mutu yang baik sesuai standar. Minuman jeli Ready To Drink yang dihasilkan bermutu baik.
References
[BPOM] Badan Pengawas Obat dan Makanan. (2019). BPOM RI No. 37 Tahun 2019 Tentang Batas Maksimum Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Pengawet. Bpom Ri, 11(2013), 1–16.
[BPOM] Badan Pengawas Obat dan Makanan. (2014). Peraturan BPOM RI Nomor 4 Tahun 2014 tentang Batas Maksimum Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Pemanis. In Badan Pengawas Obat dan Makanan.
[BPOM] Badan Pengawas Obat dan Makanan. (2019). Regulation of the Food and Drug Administration on Food Additives [Peraturan Badan Pengawas Obat Dan Makanan tentang Bahan Tambahan Pangan]. Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia, 1–10.
[BSN] Badan Standardisasi Nasional. (1994). Syarat mutu minuman jeli SNI 3552:1994. Jakarta: BSN.
[Depkes RI] Departemen Kesehatan Republik Indonesia (1979). Farmakope Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta:Departemen Kesehatan RI.
Assauri, Sofjan. (2008). Manajemen produksi dan operasi. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.
Blackemore WR, Harpell AR. (2010). Carrageenan. Di dalam: Imeson A, editor. Food stabilisers, thickeners and gelling agents. Oxford (GB): Blackwell Publishing. hlm 73-88.
Estiasih, T, & Ahmadi. (2009). Teknologi Pengolahan Pangan. Jakarta. PT Bumi Aksara.
Fauziah, S., & Ratnawati. (2018). Penerapan metode fifo pada sistem informasi persediaan barang. Jurnal Teknik Komputer, 4(1), 98–108.
Hariyadi, P. (2007). Pangan dan daya saing bangsa, upaya peningkatan keamanan, mutu dan gizi pangan melalui ilmu dan teknologi. Bogor: Southeast bsAsian Food Science & Technology (SEAFAST) Center, IPB.
Haryoto & E. Priyatno. (2018). Potensi buah salak: sebagai suplemen obat dan pangan. Surakarta: Muhammadiyah University Press.
Herslchdoerfer, S. M. (1986). Quality Control in The Food Industry Vol 42nd .Academic Press. London.
Nurwidiana, N., Fatmawati, W., & Masidah, E. (2019). Pendampingan proses produksi dan kemasan produk industri kecil minuman herbal. Community Empowerment, 4(2), 57–65.
Novianto, V. B. (2013). Proses produksi okky jelly drink di pt. suntory garuda beverage. Universitas Katolik Soegijapranata. Semarang [29 September 2018].
Pamungkas, A., Sulaeman, A., & Roosita, K. (2014). Pengembangan produk minuman jeli ekstrak daun hantap (sterculia oblongata r. brown) sebagai alternatif pangan fungsional. Jurnal Gizi Pangan, 9(3), 195–202.
Permenkes RI. (2010). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. In Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia (p. MENKES).
Puzianti, S. A., Pujianto, T., & Kastaman, R. (2022). Analisis mutu produk pengolahan hasil pertanian: fruit strips frutivez dengan statistical process control. Agrikultura, 32(3), 275.
Rahmawati, F. (2013). Pengemasan dan pelabelan. Biomaterials, 29(34), 4471– 4480.
Ramadhany, F. F. (2017). Analisis penerapan sistem manajemen mutu iso 9001: 2015 dalam menunjang pemasaran. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB).
Rieger, M. (1994). Emulsi. Di dalam: Siti Suyatmi, penerjemah; Lachman L, Lieberman HA, Kanig JL, editor. Teori dan Praktek Farmasi Industri II.
Saputra PI. (2007). Sifat kimia dan viskositas minuman jelly berbahan bakuyogurt probiotik selama penyimpanan pada suhu 4-7°C [skripsi]. Bogor: Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Suparjo, (2010). Analisis bahan pakan secara kimiawi: analisis proksimat dan analisis serat. Laboratoruim Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Jambi, Jambi.
Stounbjerd L, Vestegaard C, Andreasen B, Ipsen R. (2017). Beverage clouding agents: review of principles and current manufacturing. Food Reviews International. 1(1):1-56.
Suyantohadi A. (2018). Membangun ikm yogurt dari soya. Semarang (ID): CV Oxy Consultant.
Setya, A. W. (2012). Teknologi pengolahan susu. Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Slamet Riyadi. Surakarta.
Tirtasari, N. L. (2017). Uji kalibrasi ( ketidakpastian pengukuran ) neraca analitik di laboratorium biologi fmipa unnes. Indonesian Journal of Chemical Science, 6(2), 151–155.
Wati, V., Sulaiman, & Gasim. (2022). Pengaruh persediaan bahan baku terhadap proses produksi dengan volume penjualan sebagai variabel moderasi (studi pada royal bakery alif tdm kupang). Jurnal Akuntansi, 9(1), 1–7.
Zameeruddin, M., SS Kale, SB Jadhav, VS Kadam, Kadam VS Zameeruddin M, Kale SS, Jadhav SB, & Chaware SS. (2015). “Process validation of oral solid dosage form: tablet – an overview.” World Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences 4(12):358–73.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Ghina Sri Permatahati, Titi Rohmayanti
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.