Pengelolaan Kelas Berbasis Emotional Qoutient (EQ) dalam Menciptakan Lingkungan Belajar yang Aman dan Nyaman di SMK Ar-Rahma
DOI:
https://doi.org/10.30997/karimahtauhid.v3i9.15105Keywords:
Pengelolaan kelas, Emotional Quotient (EQ), Lingkungan Belajar Aman dan NyamanAbstract
Pengelolaan Kelas dan Kecerdasan Emosional (EQ) merupakan dua faktor yang dapat berkontribusi terhadap terciptanya lingkungan belajar yang aman dan nyaman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami peran kecerdasan emosional (EQ) dan manajemen kelas dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan metodologi korelasi fungsional. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan angket sebagai sumber data. Proses pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik simple random sampling. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 121 Guru. Memanfaatkan Rumus Slovin untuk mengurangi ukuran sampel penelitian, yang terdiri dari 89 guru. Dalam penelitian ini menggunakan perangkat lunak statistik SPSS Ver. 26. Hasil analisis data uji-t menunjukkan bahwa hitung pengelolaan kelas (X1) sebesar 2,326 dengan nilai sig dari 0,022 dan ambang signifikansi sebesar 0,05. Dapat disimpulkan menjadibahwa berdasarkan hasil sig yang sedikit lebih kecil dari ambang batas signifikansi (0,022 < 0,05) maka kesimpulan ditolak dan Ha diterima serta Kecerdasan Emosional ( EQ) ( X2 ) yang diperoleh sebesar 2,055 , nilai sig berada pada kisaran 0,000 dan ambang batas signifikansi yang ditetapkan sebesar 0,05 untuk keduanya .bahwa berdasarkan hasil sig yang agak lebih kecil dari ambang batas signifikansi (0,022 < 0,05) maka H0 ditolak dan Ha diterima serta nilai Kecerdasan Emosional ( EQ ) (X2) yang diperoleh sebesar 2,055, nilai sig berada pada kisaran 0,000 dan ambang batas signifikansi yang ditetapkan sebesar 0,05 untuk keduanya . Dapat disimpulkan bahwa apabila hasil sig lebih kecil dari ambang batas signifikansi ( 0,000 < 0,05 ) menyimpulkan H0 ditolak dan Ha diterima .bahwa apabila hasil sig lebih kecil dari ambang batas signifikansi ( 0,000 < 0,05 ) maka H0 ditolak dan Ha diterima . Berdasarkan koefisien determinasi yang telah ditetapkan , kualitas lingkungan belajar ( X1) dan kecerdasan emosional (EQ) (X2) memberikan kontribusi pengaruh positif lingkungan belajar sebesar 61,6 % , sedangkan faktor lain yang tidak dipertimbangkan dalam penelitian ini memberikan kontribusi pengaruh negatif sebesar itu 38 ,4 % .Koefisien determinasi yang ditetapkan , kualitas lingkungan belajar ( X1) dan kecerdasan emosional (EQ) (X2) memberikan kontribusi pengaruh positif lingkungan belajar sebesar 61,6% , sedangkan faktor lain yang tidak diperhitungkan dalam penelitian ini memberikan kontribusi pengaruh negatif sebesar 38,4 % . Dari sini dapat disimpulkan menjadibahwa hasil penelitian ini mendukung penggunaan kecerdasan emosi (EQ) kelas untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman.
References
Abdul Mujib, A. (2002). Nuansa-nuansa Psikologi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Deden Makbuloh.(2011)Pendidikan Islam Dan Sistem Penjaminan Mutu. Jakarta: PT Raja Grafindon Persada
Depdiknas, (2005). Undang-Undang RI No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP). Diunduh dari https://kelembagaan.ristekdikti.go.id/wp-content/uploads/2016/08/UU_no_19_th_2005.pdf pada 22 Juli 2019
Fitrianik, C. (2020). Peran Guru dalam Manajemen Kelas Untuk Peningkatan Kecerdasan Emosional. Joyful Learning Journal, 9(4), 198-204.
Goleman, D.( 2005). Working With Emotional Intelligence. terj. Alex Tri Kantjono Widodo. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Goleman, D. (2015). Emotional Intelligence. terjemahan T. Hermaya. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Goleman,D. 2009. Emotional Intelligence Terj. T. Hermaya. Jakarta: PT.SUN.
Jennings, P.A., & Greenberg, M. T. (2009). “The Prosocial Clasroom: Teacher Socoal and Emotional Competence in Relation to Student anda Classroom Outcomes.” Review of Educational Research, 79(1), 491-525.
Jones, V., & Jones, L. (2016). Comprehensive Classroom Management: Creating Communities of Support and Solving Problems. Pearson
Kagan, S. (2009). Kagan Cooperative Learning. Kagan Publishing.
Makbuloh, D. (2011). Manajemen mutu pendidikan Islam: model pengembangan teori dan aplikasi sistem penjaminan mutu. RajaGrafindo Persada.
Marzano, R. J. (2003). Classroom Management That Works: Reseacrh-Based Strategies for Every Teacher. ASCD
Marcella, T. A., Tampubolon, M. P., & Limbong, M. (2020). THE RELATIONSHIP OF CLASS MANAGEMENT AND EDUCATOR EMOTIONAL INTELLIGENCE TO INCREASING TEACHING INTERESTS AT THE SAINT PETER KELAPA GADING EDUCATION FOUNDATION, JAKARTA UTARA.
Pianta, R. C. (2006). Classroom Management and Relationships between Children and Teachers: Implications for Research and Practice. In C. M. Evertson & C. S. Weinstein (Eds.), Handbook of Classroom Management: Research, Practice, and Contemporary Issues (pp. 685-709). Lawrence Erlbaum Associates.
Saphiro, L. (1997). Mengajarkan Emosional Inteligensi Pada Anak. terj. Alex Tri Kantjono Widodo. Jakarta:
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Ujang Ahmad Fahrudin, Ridwan Haris, Syukri Indra
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.