PREFERENCE MAPPING MINUMAN SERBUK RASA JERUK PERAS DENGAN VARIASI SUHU PENYAJIAN MENGGUNAKAN SOFTWARE SENSOMAKER

Main Article Content

Sri Rejeki Pertiwi

Abstract

Minuman serbuk mempunyai keuntungan ekonomi yang lebih dibandingkan dengan produk ready to drink, diantaranya biaya produksi dan pendistribusian yang relatif lebih rendah, serta umur simpan yang lebih lama daripada produk ready to drink. Beberapa brand produk minuman jeruk serbuk yang sudah dikenal masyarakat Indonesia terbilang cukup intens berinovasi untuk menghasilkan produk minuman jeruk dengan varian rasa baru. Disamping itu, terdapat kebiasaan konsumen untuk menyajikan minuman serbuk rasa jeruk dengan suhu yang berbeda, yaitu hangat, suhu kamar, dan dingin. Untuk melihat seberapa besar pengaruh suhu penyajian terhadap penerimaan konsumen, penting dilakukan analisis sensori produk melalui Preference Mapping dengan menggunakan software sensori, salah satunya adalah Sensomaker. Berdasarkan hasil Qualitative Descriptive Analysis (QDA), profil minuman serbuk rasa jeruk dipengaruhi oleh suhu penyajian. Hasil Preference Mapping untuk internal mapping, suhu penyajian mempengaruhi preferensi konsumen, untuk external mapping didapatkan bahwa profil yang lebih dominan disukai panelis pada produk minuman serbuk rasa jeruk adalah profil manis, peely, dan citrus.

Article Details

How to Cite
Pertiwi, S. R. (2016). PREFERENCE MAPPING MINUMAN SERBUK RASA JERUK PERAS DENGAN VARIASI SUHU PENYAJIAN MENGGUNAKAN SOFTWARE SENSOMAKER. JURNAL AGROINDUSTRI HALAL, 2(2), 073–080. https://doi.org/10.30997/jah.v2i2.455
Section
Articles

References

Andimulia, B.A., & Sitanggang, A. 2016. “Bisnis Powdered Beverage di Indonesia”. Food Review: Referensi Industri dan Teknologi Pangan Indonesia.
Boulze, D., Montastruc, P., Cabanac, M. 1983. Water Intake, plesure and water temperature in humans. Physicology & Behavior,30 (1):97-102.PudMed doi.
Civille, G.V., & Lyon, B.G. 1996. Aroma and Flavorlexicon for sensory evaluation; terms, definitions, references, and examples. In:ASTM DS 66, Philadelphia.
Cruz, & Green, B.G. 2000. Thermal Stimulation of Taste. Nature, 403, 889-892.
Henning dan Coloumbia cit Santoso G. 2012. Kampanye Taman Nasional Bunaken. Balai Taman Nasional Bunaken. Kementrian Kehutanan, Jakarta.
Irwanto. 1998. Focus Group Discussion (FGD) : Sebuah Pengantar Praktis. Pusat Kajian Pembangunan Masyarakat, Jakarta.
Kartika. B., Hastuti. B dan Supartono. W. 1988. Pedoman Uji Inderawi Bahan Pangan. PAU Pangan dan Gizi. UGM. Yogyakarta.
Lawless, H.T. and Heymann, H. 1998. Principles and Practices. Chapman & Hall. New York.
Lin, Nagy J. C. C, S., Klim, M. 1993. Application of pattern recognation techniques to sensory and gas chromathographic flavor profiles of natural orange aroma. Food Chemistry, 47, 235-245.
Mardia, K.V., Kent, J.T. and Bibby, J.M. 1979. Multivariate Analysis. Academic Press. London.
Pinheiro, A.C.M., Nunes, C.A., and Veitoris, V. 2013. SensoMaker: A Tool for Sensorial Characterization of Food Products. Ciênc. agrotec. [online]. 37(3): 199-201.
Setyaningsih, D., Apriyantono, A. dan Sari, M.P. 2010. Analisis Sensori untuk Industri Pangan dan Agro. IPB Press, Bogor.
Stone, H. and Sidel, J.L. 2004. Sensory Evaluation Practices. Elsevier Academic Press, San Diego.
Susiwi, S. 2009. Penilaian Organoleptik. Jurusan Pendidikan Kimia. Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.