KARAKTERISTIK KIMIA PADA PEMBUATAN MI SAGU (Metroxylon sagu) KERING
Main Article Content
Abstract
Gandum yang dikonsumsi di Indonesia diimpor dari luar negeri. Untuk meminimalisir impor gandum dibutuhkan bahan-bahan olahan lokal dan digunakan menjadi produk lokal. Salah satu produk lokal yang berasal dari bahan baku lokal adalah sagu. Pemanfaatan sagu dapat digunakan sebagai bahan baku untuk membuat mi. Penelitian ini bertujuan untuk memproduksi mi sagu kering. Sagu mi dibuat melalui suatu proses menggunakan twin screw extruder dengan menambahkan emulsifier berupa GMS (Gliserol monostearat) dan ISP (Isolated Soybean Protein). Dua tahapan yang dilakukan pada penelitian ini : 1) pembuatan mi sagu kering, 2) karakterisasi kimia, warna dan sifat sensori mi sagu kering. Mi sagu kering menghasilkan komponen kimia antara lain air (10.32%), abu (0.20%), protein (2.63%), lemak (0.21%), karbohidrat (86.63%), dan nilai warna (L = 34.70, a = 2.56, b = 6.19). Hasil penelitian dengan menggunakan uji t-test menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan antara mi sagu kering dan mi terigu pada parameter kekerasan, kelengketan, elongasi dan overall.
Article Details
Authors who publish with Jurnal Agroindustri Halal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in Jurnal Agroindustri Halal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in Jurnal Agroindustri Halal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work